Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menyatakan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 juga perlu mempertimbangkan arah angin saat pesawat hilang dari radar.
“Dari radar penerbangan, sudah diketahui titik koordinat terakhir pesawat. Tapi harus diperhitungkan juga ada angin cukup kuat dari arah barat ke timur,” kata Thomas kepada CNN Indonesia, Senin (29/12).
QZ8501 hilang di perairan antara Tanjung Pandan dan Pontianak. Saat ini Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI mengerahkan armada mereka menuju perairan di sepanjang Selat Karimata yang memisahkan Sumatera dan Kalimantan, Bangka Belitung, hingga pesisir barat Kalimantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thomas mengatakan pesawat mungkin saja berada di dekat Belitung. “Tapi melihat arah angin, bisa jadi pesawat terempas ke arah timur, mendekati pantai Kalimantan,” kata dia. Saat ini Lapan tengah melakukan riset untuk membantu pencarian QZ8501.
Untuk mencari pesawat nahas tersebut, Basarnas telah berkoordinasi dengan seluruh kapal yang melewati Selat Karimata dan laut timur Pulau Bangka. Basarnas terus-menerus memantau lalu-lintas Laut Jawa hingga Selat Karimata.
Untuk melakukan pemantauan, Basarnas menggunakan aplikasi bernama e-Broadcast yang dapat menampilkan kondisi lalu-lintas laut terkini di suatu wilayah. Aplikasi tersebut merupakan hasil kerjasama dengan AMSA (Australia Maritim Safety Agency) Australia.
“Kapal-kapal di lokasi hilangnya pesawat sudah kami infokan agar segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan AirAsia,” kata staf operasi Basarnas, Rakhmat, di kantor pusat Basarnas, Jakarta.
Dalam aplikasi e-Broadcast, kapal-kapal yang melintas di wilayah perairan tertentu ditandai dengan simbol segitiga merah. Saat ini terdapat ratusan kapal yang melintas di perairan Laut Jawa hingga timur Pulau Bangka. Namun hingga siang ini belum ada laporan atas QZ8501 yang hilang.