Jakarta, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan sinyal darurat yang selama ini diterima bukan berasal dari
emergency locator transmitter (ELT) AirAsia QZ8501 yang hilang. Tim pencari Basarnas yang mengantongi ID dari ELT QZ8501 belum menerima sinyal darurat pesawat yang hilang tersebut.
"Kami (Basarnas) punya ID ELT yang terpasang di AirAsia QZ 8501," kata Kepala Basarnas FHB Soelistyo dalam keterangan persnya, Selasa (30/12) di Kantor Pusat Basarnas.
Karena itu Soelistyo memastikan bahwa sinyal darurat yang kemarin diterima, termasuk oleh Australia, bukanlah dari ELT QZ8501. "Kami belum menerima sinyal ELT yang berasal dari AirAsia hingga saat ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya sinyal darurat ELT sempat diterima oleh pesawat Orion asal Australia pada Senin (29/12). Setelah dicek, sinyal darurat itu bukan berasal dari AirAsia QZ8501.
Meski belum ada kejelasan lokasi hilangnya pesawat, Basarnas memperluas area pencarian dari semula tujuh sektor menjadi 13 sektor. Lokasi pencarian bahkan dilakukan hingga ke darat. Jika semula hanya Sektor III yang mencakup area pencarian sampai daratan, kini ada dua sektor lagi di mana pencarian pesawat dilakukan hingga ke darat.
Sektor XII dan XIII mencakup daratan Kalimantan Tengah.
ELT merupakan alat pemancar radio untuk mengetahui keberadaan pesawat saat kondisi darurat terjadi. Sejak pesawat itu dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi (28/12), belum satu pun pihak yang menangkap sinyal darurat dari pesawat tersebut. Padahal daya ELT hanya bertahan selama dua hari. Lebih dari dua hari, ELT dipastikan tidak memancarkan sinyal.