EVAKUASI AIRASIA

Aktivitas Pangkalan Bun Meningkat, Petugas ATC Kerja 24 Jam

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 05 Jan 2015 16:33 WIB
Biasanya hanya 24 pesawat yang tiap harinya lepas landas dan mendarat di Pangkalan Bun. Kini jumlahnya naik 2-3 kali lipat. Tim ATC pun kewalahan.
Pesawat CN-295 dan helikopter Puma parkir saat mendung tebal menggayut di langit Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Minggu (4/1). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Lalu lintas di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, meningkat dua kali lipat sejak proses pencarian dan evakuasi korban pesawat QZ8501 difokuskan di perairan Kumai.

Bandara dengan panjang landasan pacu 2.120 meter dan lebar 30 meter itu menjadi pusat transit evakuasi jenazah dari Selat Karimata menuju Surabaya.

Kepala menara pengawas lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) Bandara Iskandar, Saiful Hadi, mengatakan aktivitas lalu lintas udara di Iskandar kini meningkat drastis. Padahal biasanya hanya 24 pesawat yang terbang dan mendarat di bandara tersebut setiap harinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kini sejak evakuasi dipusatkan di Pangkalan Bun, aktivitas penerbangan meningkat dua kali lipat. Rabu lalu (31/12), kami mencatat 70 aktivitas lepas landas dan terbang," kata Saiful kepada CNN Indonesia, Senin (5/1).

Peningkatan aktivitas lalu lintas udara tersebut akibat kesibukan evakuasi korban yang bolak-balik dari Bandara Iskandar ke lokasi pencarian di Selat Karimata. Juga akibat pendaratan berbagai helikopter dan pesawat asing yang membantu operasi pencarian.

Jenis pesawat yang berlalu-lalang di atas langit Pangkalan Bun bervariasi mulai dari helikopter Dauphin milik Badan SAR Nasional, Super Puma milik TNI Angkatan Udara, Bolco milik TNI Angkatan Darat, pesawat pengintai Boeing 737 Surveillance milik TNI AU, pesawat Beriev Be-200 milik Rusia, serta armada Hercules.

Peningkatan aktivitas lalu lintas udara di Pangkalan Bun otomatis membuat operator menara pengawas harus bekerja siang dan malam. "Biasanya pukul 19.00 WIB operator ATC sudah bisa pulang. Kini mereka bekerja 24 jam," ujar Saiful.

Meski demikian, peningkatan lalu-lintas udara tim pencari tersebut tidak mengganggu jalur pesawat komersial. "Ada prioritas aktivitas lepas landas dan mendarat yang kami atur," kata Saiful.

Pesawat atau helikopter yang menggunakan landasan bandara untuk keperluan evakuasi akan mendapat prioritas utama. Prioritas berikutnya untuk pesawat kepresidenan atau pejabat, dan yang terakhir pesawat komersial.

"Sejauh ini kami belum pernah mendapati bentrokan lalu-lintas udara. Semua berjalan lancar sesuai kebutuhan," ujar Saiful.

Meski aktivitas tim evakuasi udara intens, Saiful yakin jalur udara di wilayah langit Selat Karimata tidak akan mengganggu penerbangan pesawat komersial. "Semua masih terkendali meski kami akui sepekan ini tim ATC cukup kewalahan," kata dia. (utd/agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER