Pangkalan Bun, CNN Indonesia -- Badan SAR Nasional kembali mendapat dua kapal laut tambahan untuk operasi pencarian korban dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501. Kedua kapal tersebut akan diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta besok.
"Dua kapal ini akan membantu kapal BPPT untuk deteksi area yang kemungkinan adalah keberadaan AirAsia QZ8501," kata Komandan SAR Mission Coordinator (SMC) posko Pangkalan Bun Marsekal Pertama Supriyadi di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1).
Dengan adanya tambahan ini jumlah kapal laut yang akan digunakan untuk pencarian korban dan puing pesawat mencapai 62 unit. Dalam pengoperasiannya, 62 armada tersebut akan dibagi dalam area pencarian yang dibagi dalam beberapa sektor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi tidak semua melakukan pencarian, ada juga yang siaga," ujar Supriyadi.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan pihaknya juga akan menambah satu perangkat penyelaman bawah laut atau Remotely Operated Vehicle (ROV). Alat tersebut itu akan digunakan untuk menemukan korban dan puing-puing pesawat mulai esok hari.
"Ada alat ROV akan kita kerahkan. Ini untuk mendeteksi badan pesawat yang bergeser karena kuatnya arus," ujar Moeldoko.
Selama ini Tim SAR gabungan mengandalkan beberapa kapal yang dilengkapi teknologi sonar untuk mendeteksi badan utama pesawat yang tenggelam di dasar laut. Beberapa kapal yang selama ini diandalkan adalah Kapal Baruna Jaya 1 milik BPPT, Kapal MGS Geosurvey, KN Andromeda, dan KN Jadayat.
Badan utama pesawat saat ini masih terus dicari. Selain untuk menemukan badan utama pesawat, kapal-kapaltersebut juga misi khusus mendeteksi keberadaan kotak hitam yang bisa mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan pada hari Minggu (28/12) lalu itu.
(sur/sip)