Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo, menyatakan hingga saat ini belum bisa mengonfirmasi temuan
Cockpit Voice Recorder (CVR) milik pesawat AirAsia QZ8501. Menurutnya, pernyataan dari Basarnas akan diberikan setelah adanya laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kalau saya belum dapat konfirmasi ketua KNKT maka saya tidak akan sampaikan. Posisi sekarang Ketua KNKT sedang perjalanan menuju Pangkalan Bun," ujar Soelistyo ketika ditemui selepas menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Selasa (13/1).
Hari ini, Tim Operasi Gabungan melakukan pengangkatan alat perekam suara kokpit. Sinyal dari alat perekam itu tertangkap berasal dari lokasi tak jauh dari penemuan Flight Data Recorder (FDR). Soelistyo memastikan konfirmasi akan dikeluarkan setelah laporan KNKT diterima Basarnas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Ketua KNKT di Pangkalan Bun kemudian beliau melihat dulu nomor serial, nomor plat kotak hitam baru kemudian saya menyampaikan resmi itu sudah ditemukan atau belum," kata Soelistyo menerangkan.
Hingga Selasa siang, operasi evakuasi korban AirAsia QZ8501 baru mengamankan
Flight Data Recorder (FDR) pesawat pada Senin (12/1) lalu. Namun, saat itu evakuasi alat perekam suara kokpit belum dilakukan karena terhalang cuaca buruk kemarin.
Selain penemuan FDR, tim operasi juga telah mengangkat bagian ekor pesawat yang ditemukan berada di bawah laut sektor prioritas II. Namun, hingga berita ini diturunkan jumlah korban yang dievakuasi belum bertambah dari angka sebelumnya, yakni 48 jenazah.
Pada kesempatan yang sama Soelistyo juga menegaskan tidak akan menghentikan operasi evakuasi walaupun nantinya CVR telah diangkat ke permukaan. Fokus utama untuk mencari korban akan tetap Basarnas lakukan.
"Kalau
blackbox ketemu bukan berarti operasi selesai. Tugas utama Basarnas juga untuk mengevakuasi korban," kata Soelistyo menegaskan.
Hasil evaluasi dan harapan yang dimiliki keluarga korban akan menjadi dasar Basarnas untuk memutuskan kapan operasi evakuasi akan dihentikan.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014. Pesawat tersebut membawa 162 penumpang yang terdiri dari 155 penumpang termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi.
Dua hari berselang, 30 Desember, Tim SAR yang dikomandoi oleh Basarnas menemukan serpihan pesawat dan korban.
(utd/sip)