Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menggelar rapat internal guna membahas calon tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan yang Selasa (13/1) ditetapkan sebagai tersangka kasus rekening gendut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rapat internal yang dipimpin Jokowi itu digelar sejak pukul 07.30 WIB di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (14/1), dan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sekertaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan.
Rapat tersebut tidak tercantum dalam agenda Presiden hari ini. Luhut dan Andi yang memasuki area Istana pun tidak mau memberikan pernyataan apapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pratikno pun mengelak. "Saya mau menghadap Presiden. Sebagai Mensesneg kan saya memang tiap pagi menghadap Beliau," ujar Pratikno, lantas berlari memasuki area Istana.
Rencananya, hasil rapat ini akan segera disampaikan ke DPR. Pasalnya, pukul 09.00 WIB nanti Komisi IIII akan menggelar uji kelayakan dan kepatutan (
fit and proper test) terhadap Budi.
Sebelumnya, Jokowi telah menginstruksikan Pratikno dan Andi untuk menyiapkan opsi calon Kapolri. Menurut Andi, Jokowi akan membuat keputusan mengenai pengajuan nama calon Kapolri baru.
"Kami masih tunggu apa yang akan menjadi keputusan Presiden. Presiden sudah perintahkan kami untuk menyiapkan beberapa opsi," ujar Andi di Istana Kepresidenan kemarin petang.
Kemungkinan rapat pagi ini akan memilih salah satu opsi yang diajukan. Jokowi pun tengah mempertimbangkan opsi pencabutan surat pengajuan calon Kapolri ke DPR.
Sementara anggota DPR dari PDIP, Trimedya Panjaitan, menyatakan uji kelayakan terhadap Budi Gunawan batal apabila Presiden Jokowi pagi ini mengirimkan surat penarikan pencalonan Budi ke DPR.
Uji kelayakan rencananya digelar pukul 09.00 WIB, Rabu (14/1). “Kami tergantung Presiden. Kalau Presiden menarik (pencalonan Budi Gunaawan) lewat surat, maka (uji kelayakan) batal,” kata Trimedya kepada CNN Indonesia.
KPK sebelumnya menyatakan menemukan dua alat bukti atas dugaan korupsi terhadap Budi Gunawan. Penyidik KPK menemukan transaksi tidak wajar dan telah melakukan penyelidikan sejak Juli 2014. "KPK melakukan penyidikan setengah tahun lebih terhadap kasus transaksi mencurigakan," kata Samad.
Dugaan rekening gendut Budi Gunawan mengemuka ketika PPATK melakukan penelusuran pada 2010 terhadap sejumlah pejabat polisi, termasuk Budi. Dari hasil penelusuran itu, ditemukan ada indikasi tak wajar dalam rekening Budi Gunawan.
Temuan tersebut telah dilaporkan PPATK kepada Kepolisian, KPK, dan Kejaksaan Agung sebagai pihak yang berwenang untuk mengklarifikasi dan menindaklanjutinya. Polri kemudian melakukan penelusuran internal yang berujung pada kesimpulan bahwa rekening Budi Gunawan adalah wajar dan merupakan hasil bisnis dia.
Budi Gunawan saat ini menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri. Jenderal bintang tiga itu dikenal dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan pernah menjadi ajudan Megawati pada 2001-2005. Budi juga sempat menduduki jabatan Kapolda Jambi dan Kapolda Bali.
(agk)