Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi memberi target kepada tim investigasi kecelakaan AirAsia QZ8501 untuk menyelesaikan laporan akhir (
final report), dalam kurun waktu enam sampai delapan bulan ke depan. Secara jujur, Tatang menuturkan, lembaganya tak berani memasang target waktu yang lebih singkat.
"Di bawah kurun waktu itu, orang akan ketawa. Mereka akan pikir Indonesia main-main dalam melakukan investigasi," ujar Tatang di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1).
Purnawirawan TNI berpangkat marsekal muda ini mengatakan, investigasi kecelakaan AirAsia QZ8501 merupakan ujian bagi Indonesia. "Kalau KNKT tidak bagus, penilaian internasional terhadap penerbangan Indonesia bisa tidak bagus," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski target yang ia patok lebih singkat dibandingkan aturan undang-undang, Tatang mengatakan, investigasi kali ini memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Dia menyebutkan, data pembanding
flight data recorder dan
voice data recorder saat ini masih di berada di bawah laut alias belum ditemukan.
Hari ini, bersama Ketua Tim Investigasi Kecelakaan AirAsia QZ8501, Mardjono Siswosuwarno, Tatang memaparkan laporan awal (
preliminary report) terkait tragedi jatuhnya pesawat berute Surabaya-Singapura itu. Pada laporan empat bab tersebut, terdapat 18 data faktual tentang kecelakaan maskapai asal Malaysia itu.
"Tanggal 28 januari kemarin,
preliminary report ini sudah dikirimkan kepada International Civil Aciation Organization dan negera-negara terkait. Kita tepat waktu," ujarnya.
Setidaknya terdapat tiga aturan yang mewajibkan KNKT menyampaikan laporan awal dalam kurun waktu 30 hari setelah kecelakaan. Aturan itu adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2013 dan Annex 13 ICAO.
Preliminary report ini rencananya tidak akan diedarkan secara luas ke publik. Tatang berkata, hal ini diambil untuk mengantisipasi perkembangan investigasi yang terjadi secara cepat.
"Saya mengambil kebijakan, laporan ini tidak akan
goes to public karena masih banyak perkembangan. Saya juga harus berkoordinasi dengan negara-negara yang punya kepentingan. Daripada berkembang terus, lebih baik tidak dipublikasikan," tegasnya.
Dalam musibah ini, setidaknya terdapat tujuh negara terkait. Selain Indonesia, Perancis memiliki peran penting sebagai negara asal Airbus A320 yang digunakan AirAsia. Selain itu, Singapura, Korea Selatan, Inggris, dan Malaysia juga terlibat karena warga negara mereka menjadi korban dalam kecelakaan ini.
Dua negara terakhir adalah Amerika Serikat dan Australia. AS diundang dalam kapasitasnya sebagai
state of expert. "NTSC Amerika kami undang kalau-kalau ada bagian pesawat yang tidak bisa dianalisa di sini," ujar Tatang.
(meg)