Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Tatang Kurniadi menyatakan investigasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 merupakan ujian bagi dunia penerbangan Indonesia. Menghadapi situasi ini, Tatang menegaskan masyarakat tidak perlu menyangsikan kemampuan lembaganya.
Salah satu faktor yang membuat purnawirawan TNI berpangkat marsekal muda ini percaya diri adalah laboratorium black box yang dimiliki KNKT.
"Sejak mendapatkan persetujuan pada 2008 dan dipercaya Flightscape International untuk membeli software dan laboratorium flight recorders, Indonesia menjadi satu dari 29 negara yang state investigation body-nya memiliki fasilitas tersebut," ujar Tatang di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan fasilitas yang memadai itu, sejak tahun 2007 KNKT tercatat telah berhasil membaca 157 black box dari berbagai jenis pesawat, dengan rincian 84 cockpit voice recorder dan 73 flight data recorder.
Jumlah black box yang berhasil dibaca KNKT sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan jumlah kecelakaan pesawat di Indonesia.
Ketua Subkomite Udara Masruri memaparkan, dalam tujuh tahun terakhir terdapat 201 kecelakaan pesawat di wilayah Indonesia.
Jumlah tersebut terbagi menjadi 95 kecelakaan dan 106 kecelakaan serius. Papua menjadi lokasi yang paling sering ditimpa musibah kecelakaan pesawat dengan 27 kejadian. Masruri berkata, hal tersebut disebabkan jenis penerbangan perintis yang masih diterapkan di kawasan tersebut.
Menyusul Papua, berturut-turut Pulau Jawa dengan 22 kecelakaan, Sumatera 14 kecelakaan dan Kalimantan 13 kecelakaan.
Faktor kecelakaan pesawat terbesar adalah kelalaian manusia, yakni 60,38 persen. Faktor teknis sebesar 31,45 persen berada di peringkat kedua dan sisanya merupakan daktor lingkungan. Masruru menambahkan, sejak 2007 hingga Desember 2014, KNKT mencatat terdapat 476 korban meninggal akibat kecelakaan pesawat, sementara sisanya korban luka-luka sebanyak 98 orang.
(pit/sip)