Jakarta, CNN Indonesia -- “
Fire Your Indonesian Maid NOW!” Begitulah bunyi iklan produk robot pembersih yang terpasang di
standing banner di jalanan Kuala Lumpur, Malaysia. Iklan tersebut dikeluarkan oleh Robovac Malaysia, perusahaan distributor yang menjual berbagai robot pembersih merek ternama seperti Neato Robotics asal California, Amerika Serikat; iRobot asal Delaware, AS; dan LG asal Korea Selatan.
Robovac Malaysia yang bermarkas di Petaling Jaya mengklaim perusahaannya sebagai “
Leading robotic vacuums specialist in Malaysia.” Bukan produk yang dijual perusahaan itu yang jadi masalah, melainkan iklannya yang jelas-jelas menyinggung tenaga kerja Indonesia (TKI) di Negeri Jiran.
Kata ‘Indonesian’ pada kalimat “
Fire Your Indonesian Maid NOW!” itu bahkan digarisbawahi. “Kenapa kata ‘Indonesian’ digarisbawahi? Di Malaysia juga ada pekerja asal Filipina, Sri Lanka, India. Tapi kenapa mereka (Robovac) spesifik menyebut Indonesia? Kenapa sentimen dengan Indonesia?” ujar Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, kepada CNN Indonesia, Rabu (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Migrant Care pun meminta Presiden Joko Widodo yang hendak berkunjung ke Malaysia esok Kamis (5/2) untuk mendesak pemerintah Malaysia menarik iklan tersebut dan memberi sanksi hukum bagi perusahaan yang membuatnya.
Lembaga advokasi dan pemerhati buruh migran Indonesia itu juga mengapresiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur yang bereaksi cepat dengan mengirim nota protes atas iklan tersebut.
Seperti yang diinginkan Migrant Care, KBRI menuntut otoritas Malaysia untuk melarang iklan “
Fire Indonesian Maid NOW!” karena bersifat rasis. KBRI juga menugaskan pengacara untuk menemui perusahaan terkait guna melakukan analisis hukum. Hasil analisis itu akan dipakai untuk menentukan langkah hukum selanjutnya yang diambil Indonesia. Selain itu, KBRI melaporkan pemasangan iklan tersebut ke Kepolisian Wilayah Selangor.
Anis Hidayat mengingatkan, iklan rasis terhadap TKI bukan kali ini saja muncul di Malaysia. “Dua tahun lalu, 2012, ada juga iklan ‘
Indonesian maids now on SALE!!!’ di jalan-jalan Malaysia. Saya sendiri yang memotretnya lalu kasusnya jadi ramai,” kata dia.
Iklan “
Indonesian maids now on SALE!!!” ketika itu dilihat Anis di jalanan kawasan Chow Kit, Kuala Lumpur. Iklan yang menawarkan diskon 40 persen bagi mereka yang mengambil pembantu rumah tangga asal Indonesia itu dicetak dalam lembaran kertas dan ditempel di berbagai lokasi, juga diiklankan di media cetak Malaysia.
"
Indonesian maids now on sale. Fast and easy application. Now your housework and cooking come easy. You can rest and relax. Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett,” demikian tulisan lengkap dalam iklan tersebut.
Melihat iklan tersebut, Anis mengatakan TKI tak ubahnya diperdagangkan seperti barang. Migrant Care menuding iklan itu bagian dari perdagangan manusia.
“Sekarang terulang lagi. Sebagian masyarakat Malaysia menganggap TKI seperti barang, seperti
vacuum cleaner. Itu tak hanya merendahkan martabat bangsa Indonesia, tapi umat manusia,” ujar Anis.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, juga mengatakan iklan tersebut mengganggu perasaan rakyat Indonesia, terlebih karena muncul di tengah persiapan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Malaysia untuk memperkokoh hubungan bilateral kedua negara.
(agk)