Iklan Menyinggung TKI, Menteri Hanif Hubungi Menaker Malaysia

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Ketenagakerjaan RI Hanif Dhakiri menyesalkan munculnya iklan “Fire Your Indonesian Maid NOW!” yang dibuat oleh salah satu perusahaan distributor robot pembersih di Malaysia. Namun Hanif meminta rakyat Indonesia tetap tenang dalam menanggapi iklan provokatif tersebut.

“Indonesia tentu sangat tidak nyaman dan menyayangkan iklan yang bernada merendahkan warga kita itu. Tapi kita harus berkepala dingin,” kata Menteri Hanif kepada CNN Indonesia, Rabu (4/2).

Pilihan Redaksi KBRI Protes Iklan Penghina Warga Indonesia di Malaysia Anis: Malaysia Harus Tarik Iklan 'Fire Your Indonesian Maid' Iklan-iklan Malaysia yang Menyinggung Pekerja Indonesia Di Tengah Kontroversi Iklan Hina TKI, Jokowi ke Malaysia Esok

Menurut Hanif, sikap tenang diperlukan justru agar persoalan ini ditangani serius oleh pemerintah Malaysia, dan agar Malaysia bisa menjamin peristiwa serupa tak terulang lagi di kemudian hari.

Hanif pun telah menghubungi Menteri Tenaga Kerja Malaysia Dato Sri Richard Riot terkait iklan tersebut. “Saya udah kirim pesan langsung kepada kolega saya itu agar memberi perhatian terhadap masalah ini dan menanganinya secara serius untuk kebaikan hubungan kedua negara,” ujar menteri asal PKB itu.

Respons Richard, ujar Hanif, positif. Ia meminta iklan “Fire Your Indonesian Maid NOW!” jangan sampai mengganggu hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang selama ini berlangsung cukup baik. “Kedua negara wajib menjaga marwah satu sama lain dan saling menghormati,” kata dia.

Selain langkah Menteri Hanif menghubungi Menaker Malaysia, Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur juga telah mengirim nota protes atas iklan itu ke pemerintah Malaysia.

KBRI menuntut otoritas Malaysia melarang iklan “Fire Indonesian Maid NOW!” karena bersifat rasis. KBRI juga menugaskan pengacara untuk menemui perusahaan terkait guna melakukan analisis hukum. Hasil analisis itu akan dipakai untuk menentukan langkah hukum selanjutnya yang diambil Indonesia. Selain itu, KBRI melaporkan pemasangan iklan tersebut ke Kepolisian Wilayah Selangor. (agk)