Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pegawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan obat Buvanest Spinal yang tertukar dengan obat Asam Tranexamat produksi PT Kalbe Farma Tbk. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, kasus obat tertukar itu belum pernah terjadi dalam dunia kedokteran Indonesia selama ini.
Apalagi, tertukarnya obat tersebut menyebabkan dua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Siloam Lippo Village meninggal dunia, 12 Februari 2015.
"Tidak ada. Baru dua kasus ini. Tidak pernah ada laporan sebelumnya," ujar Nila pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (18/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan staf ahli tumor mata di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menyatakan prihatin atas musibah yang menimpa dua korban perempuan tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes Akmal Taher mengatakan, Buvanest Spinal sebenarnya merupakan obat anestesi yang biasa digunakan untuk membius pasien.
"Jika disuntikan biasanya pasien akan mati rasa. Tapi pada kejadian kemarin pasien malah merasa gatal. Suntikan tersebut tidak memberikan efek seperti obat bius," katanya.
Berdasarkan keterangan Kepala Hubungan Masyarakat RS Siloam Lippo Village Heppi Nurfianto, setelah dokter menyuntikan obat dalam kemasan Buvanest Spinal, pasien merasa gatal lalu kejang-kejang. Kedua pasien yang meninggal tersebut menjalani operasi kandung kemih dan operasi sesar.
BPOM hingga hari ini, Rabu (18/2), mensinyalir Kalbe Farma sebagai produsen, lalai sehingga Asam Tranexamat bisa masuk ke dalam kemasan Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter.
Akmal menyatakan, Kemenkes belum merasa perlu untuk mengotopsi jenazah korban. "Korban belum diotopsi. Kami menunggu laporan final, baru nanti dilihat apakah perlu melakukan otopsi atau tidak," tuturnya.
RS Siloam Lippo Village, hingga berita ini diturunkan, masih menutup rapat identitas kedua korban. Mereka menyatakan telah berkomunikasi dengan keluarga korban dan siap memfasilitasi keinginan mereka.
Sementara itu, Head of Corporate Communications PT Kalbe Farma, Herda JT Pradsmadji, hari ini belum dapat dikonfirmasi karena masih melakukan pertemuan internal di perusahaannya.
(rdk)