Jakarta, CNN Indonesia -- Keprihatinan menyelimuti warga Bangkalan, Madura. Masjid Syaichona Cholil disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga terkait dengan kasus korupsi yang menjerat mantan Bupati Bangkalan, Fuad Amin.
"Ya tentu saja Warga Bangkalan prihatin. Bagi warga Bangkalan, masjid ini adalah simbol, atau ruh nya warga Bangkalan," kata KH. Nasih Aschal, Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Cholil saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (24/3).
Meski dalam kondisi prihatin, Kiai Nasih menyatakan masih terasa ada optimisme pada Warga Bangkalan. Menurut dia warga Bangkalan percaya bahwa yang disita KPK itu bukan bagian utama dari masjid, termasuk makan Mbah Cholil, begitu Syaichona Cholil biasa dipanggil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut warga Bangkalan, bagian utama masjid, termasuk pesarean Mbah Cholil statusnya adalah tanah wakaf. Karena tanah wakaf, makanya itu tidak bisa disita," tukasnya.
Kiai Nasih mengaku dia mendapatkan kabar dari Kapolres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Sutiyono bahwa meski dalam status penyitaan KPK, tetapi berdasarkan pertimbangan tertentu, di masjid Syaichona Cholil itu tidak akan dipasang papan pengumuman penyitaan. Selain itu, tidak akan dipasang juga garis pembatas KPK yang menyebutkan lokasi tersebut disita untuk kepentingan penyidikan kasus yang menimpa Fuad Amin.
Kiai Nasih berharap, KPK dalam melakukan penyitaan Masjid Syaichona Cholil ini lebih bijaksana. Pasalnya bermula dari masjid ini, kehidupan sosial budaya Bangkalan terbentuk. Masjid itu bukan hanya sekadar bangunan, tetapi sudah menjadi jantung warga Bangkalan.
"Masjid ini selalu ramai. Apalagi kalau ada pengajian, atau acara besar Islam. Ya paling banyak kalau Haul Mbah Cholil," tukasnya.
Sampai hari ini, aktivitas di Masjid Syaichona Cholil masih berlangsung seperti biasa. Warga muslim masih salat dan melakukan kegiatan lain di sana. Tidak ada papan pengumuman penyitaan atau garis penyitaan KPK.
Budayawan muda Bangkalan, Ahmad Faisal menambahkan, hampir segala hal yang berkaitan dengan Mbah Cholil menjadi simbol sosial dan budaya bagi warga Bangkalan. Hal itu wajar karena pengaruh yang besar dari Mbah Cholil atas pembentukan masyarakat di wilayah ujung selatan Pulau Garam ini.
"Saya kira, bukan hanya warga Bangkalan saja, tetapi juga warga NU," paparnya.
Atas pengaruh Mbah Cholil sebagai simbol sosial dan budaya warga Bangkalan pula, Fuad Amin, sebut Faisal, bisa memiliki pengaruh yang kuat di Bangkalan. Fuad Amin masih keturunan Mbah Cholil. (Baca juga:
Meski Ditahan KPK, Fuad Amin Sesumbar Menang Pilkada).
Sebagaimana diketahui, kemarin KPK menyatakan menyita Masjid Syaichona Cholil dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat Fuad Amin. KPK mendakwa Fuad menerima duit suap senilai Rp 18,85 miliar dari PT Media Karya Sentosa (PT MKS). Suap ini terkait soal gas alam di Bangkalan.
Dalam perkembangannya, Fuad juga dijerat pasal pencucian uang. Lembaga antirasuah telah berhasil menyita duit Rp 200 miliar, puluhan unit mobil, sejumlah aset tanah, rumah dan bangunan ruko.
Fuad disangka melanggar Pasal 12a dan 12b, Pasal 5 ayat 2, dan Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP.
(hel)