WAWANCARA KHUSUS

Muhammad Jibriel: Ridwan Pergi ke Suriah Sebagai Relawan

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mar 2015 16:03 WIB
Muhammad Jibriel Abdul Rahman, kakak Ridwan, bersedia menjelaskan kepada CNN Indonesia detil soal motivasi dan alasan pemuda 22 tahun itu ada di Suriah.
Ridwan Abdul Hayie (Dok. Facebook Al Chaidar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ridwan Abdul Hayie, pemuda asal Indonesia berusia 22 tahun dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Kota Idlib, Suriah, pada Kamis lalu. Ia adalah putra dari Abu Jibriel pentolan dari organisasi Majelis Mujahiddin Indonesia. CNN Indonesia mencoba mencari tahu apa motivasi Ridwan berangkat ke Suriah dan seperti apa detilnya. Kakak kandung Ridwan Muhammad Jibriel Abdul Rahman bersedia menjelaskan dalam sebuah wawancara via telepon dengan jurnalis CNN Indonesia, Sandy Indra Pratama. Berikut petikannya.

Bagaimana cerita awal adik anda berangkat ke Suriah?
Itu berawal pada Ramadhan tahun lalu. Sembilan orang aktivis dan relawan dari Majelis Mujahiddin Indonesia berangkat ke Suriah. Untuk apa? Mereka adalah perwakilan yang diminta untuk menyampaikan bantuan untuk para pejuang di Suriah. Namun rupanya perang berkecamuk dan akhirnya keterlibatan itu tak bisa dipungkiri.

Lantas bagaimana?
Kesembilan aktivis Majelis Mujahiddin Indonesia pulang setelah mereka cukup melihat kondisi di Suriah dan menunaikan tugas mereka. namun Ridwan, adik saya, tinggal di sana. ia tak turut pulang. Apa tujuannya? untuk menjadi semacam perwakilan para relawan Indonesia di Suriah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun perang memang keras di Suriah. Para relawan penyalur bantuan, mau tak mau turut dalam kondisi perang. Beruntung para relawan dari berbagai negara dijaga oleh sebuah kelompok kecil yang merupakan bagian dari Jabath al Nusra.

(Baca juga: Catatan Ridwan Berangkat Perang ke Suriah)

Lalu seperti apa cerita adik anda saat di Suriah?
Menurut seorang kawan dari Suriah, Ridwan kerap kali berpindah tempat lantaran kondisi perang. Komunikasi pun tak begitu lancar.

Kapan terakhir Ridwan berkomunikasi dengan keluarga?
Secara pribadi kami berkomunikasi sekitar tiga atau empat bulan lalu. Sebenarnya belakangan Ridwan sama sekali tak berkomunikasi. Sudah hampir satu bulan tak berkabar kepada keluarga.

Kabar duka itu lantas datang dari siapa?
Pada Kamis petang waktu Indonesia atau sekitar Kamis pagi buta waktu Suriah, seorang kawan tiba-tiba memberi kabar kalau Idlib sedang digempur. Dia mengatakan Abu Omar dari Indonesia menjadi salah satu korbannya. Saya pikir tak ada lain itu adik saya, Ridwan.

Setelah itu, saya langsung berkabar dengan seluruh keluarga di grup whatsapp. Keluarga tak percaya awalnya. Lantas Ummi telepon saya dan saya katakan berita itu benar adanya. Reaksi keluarga setelah itu sedih tentunya, tapi bercampur bangga juga.

(Baca juga: Kala Muhammad Jibriel Mengenang Ridwan yang Tewas di Suriah)

Bagaimana pribadi Ridwan di mata keluarga?
Ia adalah anak kesayangan keluarga. Sebab ia punya sifat yang periang dan mudah mengambil hati orang lain untuk bisa dekat dengannya. Soal firasat, Abah kami pernah bercerita soal Ridwan yang bercerita tentang ia yang pernah bermimpi gugur di medan perang.

Bagaimana rencana setelah ini?
Jika maksudnya pengembalian atau soal pemakaman, kami keluarga berpikir sepertinya tidak. Selain faktor kondisi perang, kondisi terakhir adik kami tidak memungkinkan. Sebab ketika kami meminta foto terakhirnya, kawan di Suriah pun tak tega memberikannya. Ia tewas di tembak peluru tank.

Soal foto yang beredar membawa senjata?
Saya ingin meluruskan bukan artinya semua orang yang mengangkat senjata itu kemudian menjadi ancaman. Kondisi perang memaksa semua orang di Suriah untuk menjaga diri. senjata itu bentuk penjagaan diri. Kami tegaskan juga bahwa adik kami dan keluarga AntiISIS. Jadi jangan disamakan.

(Lihat Fokus: WNI Tewas Berperang di Suriah) (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER