Depok, CNN Indonesia -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menginstruksikan agar para pegiat pendidikan membangun lingkungan pendidikan yang menyenangkan, terutama di sekolah-sekolah.
Hal itu ia sampaikan dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2015 yang diselenggarakan di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/3).
"Tantangan bagi kepala sekolah adalah bagaimana membangun lingkungan sekolah yang menyenangkan dengan cara yang kreatif," katanya. Menurutnya, sekolah perlu mengikuti perkembangan terbaru agar bisa terbangun suasana yang menyenangkan.
Lebih lanjut, Anies bercerita soal kepala sekolahnya dulu. Kepsek tersebut, kata Anies, bisa membangun kedisiplinan tanpa harus membentak atau menggunakan cara kekerasan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wibawa dilakukan lewat cara yang bijaksana. Sehingga muncul rasa hormat, bukan rasa takut," katanya.
Sampai dengan hari ini, Anies masih merasa kagum terhadap kepala sekolah tersebut. Salah satu yang ia ingat adalah cara menerapkan kedisiplinan agar tidak terlambat.
"Ketika mengajarkan supaya siswa tidak terlambat, ia setiap hari berdiri di depan sekolah pukul 06.15 untuk menyalami siswa dan mengucapkan selamat pagi," kata Anies. Begitu jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, gerbang sekolah pun ditutup.
Siswa yang terlambat sama sekali tidak dimarahi oleh kepsek itu. "Mereka hanya ditanyai mengapa terlambat. Dan itu membuat siswa malu sehingga keesokan harinya tidak lagi datang terlambat," kata Anies.
Cara itu, menurut Anies, sangatlah kreatif dalam mengajarkan kedisiplinan. "Kami ingin praktik itu jadi inspirasi bagi kepsek lainnya," katanya.
Agar kepemimpinan dapat lebih tumbuh dalam diri kepsek, Anies mengatakan akan lebih sering memberikan materi ke dinas pendidikan serta sekolah. "Kami akan berikan materi yang sifatnya substantif, bukan administratif," katanya.
Dengan begitu, diharapkan para kepsek dapat lebih mengembangkan dirinya. "Selain itu, kami akan memanfaatkan acara ini untuk menyusun kegiatan kebijakan, termasuk sinkronisasi antara kemendikbud dengan kementerian dalam negeri dan kementerian keuangan," katanya.
Rembuk Nasional ini diikuti oleh 916 peserta, antara lain dari kemendikbud, kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, Unit Pelaksana Teknis (UPT), atase pendidikan dan kebudayaan, dan komisi X DPR RI.
(utd)