Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin menyatakan, lembaganya akan ikut turun tangan memperbaiki sarana dan prasarana Badan Narkotika Nasional. Aziz mengatakan, kondisi rumah tahanan Salemba cabang BNN yang tidak layak merupakan salah satu faktor yang memudahkan sepuluh tahanan BNN melarikan diri, Selasa (31/1) kemarin.
"Sarana-prasarana dan kelengkapan izin akan kami bicarakan dengan Polri pada rapat kerja, Kamis, 2 April besok," ujarnya seusai bertemu dengan Kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar di Jakarta, Rabu (1/4).
Aziz menuturkan, selama ini BNN tidak dapat melakukan perbaikan dan penambahan ruang tahanan. Alasannya, rutan tersebut berada di gedung milik Mabes Polri yang sehari-hari digunakan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya soal perbaikan rutan, Aziz juga akan melobi petinggi Polri untuk memperbantukan aparat kepolisian ke BNN dengan jumlah yang lebih banyak. Selama ini, hanya ada sembilan anggota Polri yang ditugasi mengawal para tahanan BNN.
"Tenaga keamanan kurang. Karena masih dalam koordinasi Polri, kami akan melobi mereka agar memberikan izin," lanjut Aziz.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Anang membenarkan tidak layaknya gedung dan minimnya tenaga pengawas rutan merupakan persoalan utama BNN.
"Dengan adanya peristiwa itu, kami akan minta tambahan (personel). Selama ini hanya ada sembilan orang anggota Polri. Standarnya, lebih banyak petugas, lebih bagus," katanya.
Rabu sore, beberapa anggota dewan dari Komisi III DPR, seperti Ruhut Sitompul, Asrul Sani, Aziz Syamsuddin dan Masinton Pasaribu mendatangani kantor BNN. Kehadiran mereka ke markas BNN ini merupakan lanjutan dari peristiwa kaburnya sepuluh tahanan BNN, Selasa dini hari kemarin.
Begitu tiba pada pukul 16.30 WIB, para anggota Komisi III DPR langsung meninjau kondisi rutan BNN. Tak sampai 15 menit, mereka kemudian bergerak ke gedung utama untuk bertemu Anang.
Sebelumnya, kepada CNN Indonesia, mantan Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal (Purn) Benny Mamoto juga mengatakan, rutan di kantor BNN memang tidak memadai.
"Gedungnya itu pinjaman, jadi tidak boleh diubah-ubah. Kondisi ini memprihatinkan bagi lembaga sebesar BNN. Gedung saja tidak punya," ucapnya melalui sambungan telepon, Rabu siang.
Benny berkata, jika memiliki kesempatan untuk membangun gedung sendiri, BNN dapat membuat rutan dengan standar-standar yang pas untuk menahan anggota sindikat peredaran narkoba kelas kakap.
(pit)