Kemenhub: Penyusup di Roda Pesawat Rancang Aksi dengan Baik

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 08 Apr 2015 11:01 WIB
Mario berhari-hari mengamati bandara dan mempelajari cara menyusup ke pesawat. Kementerian Perhubungan ingin tahu dia punya motif kriminal atau tidak.
Pesawat Garuda Indonesia 777-300 ER di Garuda Maintenance Facility, Cengkareng, Tangerang, Banten. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan tak menganggap enteng Mario Stevan Ambarita, pemuda 21 tahun yang menjadi penumpang gelap di roda pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 penerbangan Pekanbaru-Jakarta, Selasa petang (7/4).

Aksi gila Mario menyusup ke ruang roda pesawat dianggap membahayakan penerbagan dan keselamatan penumpang lain. “Harus betul-betul dicek apa motifnya. Dia bukan orang sembarangan. Apakah dia ingin menguji diri sendiri tahan atau tidak di ketinggian? Atau dia punya maksud kriminal seperti teroris? Harus dicari tahu kebenarannya,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata kepada CNN Indonesia, Rabu (8/4).

Alasan Barata menganggap Mario bukan orang sembarangan ialah karena dia sudah berhari-hari mengamati Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, dan mempelajari cara menjadi penumpang gelap pesawat lewat internet. Artinya, Mario telah merancang aksinya dengan cukup baik, bukan sekadar tindakan nekat spontan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ucapan Mario bahwa dia menyusup ke roda pesawat karena ingin ke Jakarta bertemu Presiden Jokowi tak serta-merta dipercaya Barata. Pasalnya, Mario mengatakan hal itu dalam kondisi setengah sadar, ketika dia baru siuman dari pingsan akibat kondisi fisik yang kelelahan.

“Itu antara sadar dan tidak sadar. Dia pura-pura atau tidak? Jangan-jangan dia punya alasan lain butuh tumpangan ke Jakarta. Semua kemungkinan dan motif harus diperiksa,” ujar Barata.

Kemenhub telah menugaskan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk menemui Mario yang kini ditahan dan diinterogasi otoritas Bandara Soekarno-Hatta, lokasi dia ditangkap beberapa saat setelah pesawat Garuda yang ditumpanginya mendarat.

Di sisi lain, Kemenhub tak mau buru-buru menyalahkan otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II yang ‘kebobolan’ aksi gila Mario. “Modus kasus semacam ini semakin tahun semakin berkembang. Jadi kasus-kasus penyusup di roda pesawat tidak bisa disamaratakan. Tak ada polanya. Kompleksitas di tiap bandara berbeda,” kata Barata.

Menurut Vice Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto, Mario merancang aksinya selama genap sepuluh hari. Dia mengamati dengan cermat Bandara Sultan Syarif Kasim II, termasuk saat pesawat-pesawat mendarat dan lepas landas.

Mario diketahui masuk ke roda pesawat dari ujung landasan pacu, saat pesawat berhenti lima menit di sana tepat sebelum lepas landas. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER