Berhasilnya seorang lelaki bernama Mario Stevan Ambarita menyusup masuk ke dalam roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta membuat tanda tanya di banyak pihak. Penasihat Federasi Pilot Indonesia sekaligus pilot senior di Garuda Indonesia, Manotar Napitupulu, mengkritik penjagaan keamanan bandara di Pekanbaru yang dinilai telah lalai.
Manotar mengatakan bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru bukanlah bandara sepi dan kecil. Bandara bekas landasan udara militer tersebut, katanya, memiliki penjagaan yang berlapis seperti pada umumnya bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.
Untuk mereka yang masuk lewat pintu utama, petugas bandara, katanya akan memeriksa kartu identitas. Lalu, akan ada pemeriksaan barang, disusul dengan pemeriksaan tiket dan kartu identitas. Tak hanya itu, ada juga sekuriti yang bertugas memeriksa keadaan di sekitar pesawat.
"Sehingga, saya pikir mustahil penyusup bisa masuk lewat pintu utama," kata Manotar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manotar kemudian menduga Mario masuk ke areal bandara dengan melompati pagar pembatas wilayah landasan dengan pemukiman sekitar. Menurutnya, titik tersebut yang paling rentan untuk dilewati oleh orang luar, terutama mereka yang tinggal di sekitar landasan, untuk bisa masuk ke areal landasan.
"Untuk bandara seperti di Soekarno Hatta, pagar pemisah areal ada beberapa lapis, seperti pagar kawat, pagar kali, dan lainnya. Namun, kalau di daerah biasanya hanya ada satu pagar. Ini yang mudah dilewati," ujar Manotar menjelaskan.
Meski demikian, dia tetap mempertanyakan bagaimana penyusup tersebut tidak tertangkap petugas keamanan bandara Sultan Syarif Kasim II saat berada di landasan udara.
"Ini aneh. Areal landasan merupakan wilayah terbuka. Masak petugas keamanan bisa tidak lihat ada orang asing berdiri atau melintas di wilayah itu. Kalau ada yang mencurigakan mestinya bisa langsung ditindak," kata Manotar.
Lebih jauh lagi, dia juga mempertanyakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum pesawat lepas landas. Menurut pengalamannya, umumnya sekuriti atau teknisi akan melakukan pengecekan keliling pesawat terbang sekitar 20 menit sebelum pesawat lepas landas. Pengecekan tersebut, katanya, termasuk memeriksa apakah ada baut pesawat yang copot, apakah roda pesawat bocor, atau bagian belakang pesawat macet.
"Nah, di sinilah, apa mungkin dia bareng penumpang dan langsung belok ke roda sebelum naik. Enggak tahu juga. Namun, semestinya petugas bandara bisa lebih meningkatkan penjagaan mereka," kata dia.
Sebelumnya, lelaki bernama Mario Stevan Ambarita diamankan oleh pihak otoritas bandara setelah ketahuan menyusup di dalam roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta. Kepada penyidik bandara, Mario mengaku ingin bertemu Presiden Jokowi. Namun, polisi belum tahu apakah jawaban itu motif Mario yang sesungguhnya atau tidak untuk menyusup ke roda pesawat. Mereka belum berani memastikan karena kondisi Mario belum stabil.
Hingga kini, pihak Kementerian Perhubungan masih melakukan investigasi atas insiden penyusup di dalam pesawat Garuda Indonesia tersebut.