Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan melakukan mutasi terhadap General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II. Dia dinilai lalai dalam kasus penyusupan Mario Stevan Ambarita ke roda pesawat Garuda Indonesia yang terbang dari Bandara SSK II, Pekanbaru, Riau, ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (7/4).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo menyatakan lolosnya Mario ke area bandara bahkan sampai bisa masuk ke roda pesawat hanya beberapa saat sebelum pesawat lepas landas, mutlak menjadi tanggung jawab pengelola bandara.
“Pengelola bandar udara lalai. Maka sanksi tegas kami berikan, yakni rotasi GM SSK II Pekanbaru. Itu sudah dilakukan oleh Dirut Angkasa Pura II,” kata dia, Rabu (8/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengatakan, sanksi mutasi bukan berarti pemecatan. “Ini mutasi atau rotasi, tidak dipecat,” kata dia kepada CNN Indonesia.
Petang kemarin, Mario ditangkap petugas Bandara Soekarno-Hatta saat berjalan terhuyung-huyunng di apron atau tempat parkir pesawat, beberapa saat setelah GA177 dari Pekanbaru mendarat. Mario ditangkap dalam kondisi lemah. Beberapa bagian tubuhnya luka-luka.
Baca kisah penyusupan Mario di FOKUS:
Aksi Gila Penyusup Pesawat UdaraVice Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan Mario telah merancang aksi gilanya selama sepuluh hari terakhir. Dia mengamati dengan cermat Bandara Sultan Syarif Kasim II, termasuk saat pesawat-pesawat mendarat dan lepas landas. Mario diduga menyelinap masuk bandara dari kawasan kargo. Dia menggunakan internet untuk mempelajari cara menyelundup ke roda pesawat.
(agk)