Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bidang Politik dan Konflik Hermawan Sulistyo menilai Polri sengaja tidak menyebut ledakan di Tanah Abang tidak terkait aktivitas teror. Dengan menyebut bahwa itu aktivitas teror, maka akan menimbulkan rasa takut dan kecemasan di masyarakat.
"Tujuan orang yang memasang ini jadi berhasil," kata Hermawan saat ditemui di bilangan Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (10/4).
Menurutnya, tujuan teroris adalah menebar rasa takut. Karena itu, jika masyarakat merasa ketakutan, maka tujuan mereka tercapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menilai, reaksi polisi sebenarnya sudah tepat karena sudah seharusnya mereka menjaga rasa tenang masyarakat.
"Polisi akan bilang 'kami ini tugasnya menenangkan masyarakat kok ngomongnya bikin takut,'" ujar Hermawan.
Menurutnya, semua bukti forensik yang ditemukan di lokasi ledakan mengarah ke aksi teror atau bom. "Mana ada orang bikin petasan pakai paku."
Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti memang enggan mengaitkan ledakan Tanah Abang dengan aktivitas terorisme. Dia menduga benda-benda berbahan peledak yang ditemukan di lokasi hendak digunakan untuk tawuran.
"Kami menduga, barang ini disiapkan untuk perkelahian antar kelompok dan geng di sana, karena daerah itu dekat daerah bongkaran," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (10/4).
Walau demikian, dugaan ini belum bisa dipastikan sebagai motif pelaku meletakan benda berpeledak tersebut di sana. Menurut Badrodin, kepolisian masih terus menggali informasi lebih jauh terkait kejadian ini.
"Sedang kami dalami siapa-siapanya. Masih kami butuhkan keterangan lain," ujarnya. (Baca juga:
Badrodin Duga Bom Tanah Abang untuk Tawuran Antargeng)
(sur)