Apotek Penjaja Psikotropika di Depok Digerebek Aparat

Abraham Utama | CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 20:53 WIB
Pada penggrebekan ini misalnya, BNN dan kepolisian menyita obat jenis Parkinal, Trihexyphenidyl, dan Tramadol.
Badan Narkotika Nasional (BNN). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok menggrebek sebuah apotek yang menjual psikotropika golongan empat, Jumat (24/4). Pada operasi gabungan dengan Kepolisian Resor Kota Depok ini, aparat menangkap pemilik apotek yang berinisial Y, 38, dan seorang remaja berinisial AR, 18, usai keduanya bertransaksi.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BNN Komisaris Besar Slamet Pribadi menuturkan, apotek yang berada di kawasan Sawangan, Depok ini memang biasa menjual obat kepada remaja tanpa resep dokter.

Pada penggrebekan ini misalnya, BNN dan kepolisian menyita obat jenis Parkinal, Trihexyphenidyl, dan Tramadol. "Parkinal adalah obat untuk penyakit parkinson. Sedangkan Trihexyphenidyl (TXP) merupakan psikotropika golongan empat yang biasa diminum sebagai obat penenang. Jenis terakhir yang disita, Tramadol, adalah obat jenis analgesik," kata Slamet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada aparat, AR yang masih berstatus pelajar kelas XII SMA mengaku rutin membeli tiga jenis obat tersebut di apotek milik Y. Tanpa resep dokter, AR tinggal menyebutkan kode-kode tertentu untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.

"AR biasanya membeli obat dengan hanya mengatakan kata 'biasa bang' atau 'F' kepada penjual," ucap Slamet.

Menurut keterangan aparat yang melakukan pengintaian, Slamet mengatakan, Y sebagai pemilik apotek melayani langsung para pelanggannya. Jika mendengar dua kode tadi, Y lantas menyodorkan bungkusan plastik kecil yang berisi tujuh butir obat Parkinal, Trihexyphenidyl, dan Tramadol yang dihargai Rp 20 ribu.

Sementara itu, hasil tes urine yang dilakukan aparat BNNK Depok dan Polresta Depok terhadap AR menunjukkan tanda positif ganja. Kepada aparat, AR mengaku tidak memperoleh ganja dari Y.

Lebih lanjut, AR berkata, dalam sepekan ia empat kali mengonsumsi tiga jenis obat itu. Bukan sekali tenggak, tapi diselingi hisapan ganja. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER