Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf membantah lima orang yang ditangkap di Bandara Juanda kemarin merupakan buronan interpol. Lima orang yang diduga akan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu hanya masuk dalam daftar cekal Badan Intelejen dan Keamanan (Intelkam) Polri.
"Bukan buronon interpol, tidak benar itu, hanya ada permintaan cekal dari Intelkam," kata Anas kepada CNN Indonesia, Jumat (15/5).
Mereka diamankan di Terminal II Bandara Juanda, Sidoarjo oleh petugas Imigrasi. Lima orang yang ditangkap tersebut adalah MR, SH , ZTF , AMM , HSL dan AMM. Salah satu orang yang ditangkap tersebut masih berusia tujuh tahun. (Baca juga:
Terduga Teroris Internasional Diperiksa Polda Jatim)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini kelimanya masih diamankan di Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan. Menurut Anas, mereka tak mengaku memiliki hubungan dengan ISIS. "Tidak mengaku akan bergabung dengan ISIS dan mengaku tidak tahu," ujar Anas.
Kelimanya menurut Anas berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara. Di Bandara Juanda mereka hanya transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Penang, Malaysia menggunakan penerbangan AirAsia QZ386.
Penangkapan warga negara Indonesia yang duga akan bergabung dengan ISIS meruapakan yang pertama kali di Bandara Juanda. Selama ini penangkapan dilakukan petugas di Bandara Soekarno Hatta. Ada pula kasus penangkapan WNI di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia atau di perbatasan Turki.
Para WNI yang akan bergabung dengan ISIS di Suriah biasanya memilih rute penerbangan melalui Malaysia menuju Turki sebelum masuk ke Suriah melalui perbatasan. Mereka juga juga kerap mengajak serta keluarganya termasuk anak-anak mereka yang masih di bawah umur. (Baca juga:
WNI Istri Jihadis Boyong Tujuh Anaknya ke Turki)
(sur)