Jadi Perawat Bersertifikat, TKI Bisa Bergaji Rp 40 Juta

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2015 13:56 WIB
Menurut Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, selama ini banyak perawat Indonesia di luar negeri terancam dipulangkan karena tak punya sertifikasi internasional.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid memberikan keterangan di Gedung KPK di Jakarta, Kamis (26/2). Kedatangan Nusron untuk mengisi program di kanal KPK. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penempatan dan PerlindunganTenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) berharap tenaga perawat lokal bisa mendapat sertifikat internasional. Dengan adanya sertifikat internasional ini, perawat bisa bekerja di luar negeri dengan gaji hingga US$ 4000 atau sekitar Rp 40 juta.

Menurut Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, di Indonesia tenaga perawat yang menganggur saat ini sekitar 18 ribu orang. Padahal di Timur Tengah masih dibutuhkan 15 ribu orang perawat. Belum lagi kebutuhan di Eropa dan Australia.

Selama ini permintaan tenaga perawat tidak bisa dipenuhi lantaran masalah sertifikasi ini. "Boro-boro memenuhi, perawat Indonesia yang ada di sana terancam dipulangkan karena tidak mempunya sertifikat internasional itu," kata Nusron di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perawat tanpa sertifikasi ini menurut Nusron hanya digaji US$ 1.000, jauh di bawah gaji perawat bersertifikasi. "Kami ingin mendorong supaya ada sertifikat itu," ujarnya.

Sebelumnya, Nusron mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengupayakan agar perawat lokal bisa mendapatkan sertifikasi internasional layaknya perawat Filipina.

Negara tetangga itu selama ini dikenal sebagai pengirim tenaga perawat ke beberapa negara maju. Sementara Indonesia masih dikenal sebagai pengirim pekerja rumah tangga. Tak heran jika pekerja migran Filipina bergaji lebih besar dibandingkan Indonesia.

Oleh sebab itu, imbuh Nusron, BNP2TKI mengupayakan agar perawat lokal mampu mendapat sertifikasi internasional. Untuk mencapai keinginannya ini, BNP2TKI menggandeng Kementerian BUMN yang bisa memberikan fasilitas kepada lembaga sertifikasi profesi perawat internasional.

Selama ini baru empat negara di Asia yang memiliki lembaga sertifikasi profesi perawat internasional atau biasa disebut NCLEX-RN (National Council Licensure Examination for Registered Nurses) yakni India, Filipina, Hongkong, dan Taiwan.

Perawat Indonesia jika ingin mendapatkan NCLEX-RN harus datang ke Filipina. Karena itu Kementerian BUMN membantu memfasilitasi dengan mendatangkan tim penilai dari Filipina.

"Tempat uji kompetensinya dan lembaga sertifikasi di Indonesia dan kemudian asesornya yang dari Filipina akan ke sini," ujar dia.

Nusron melanjutkan, sebagian besar tenaga kerja Indonesia adalah perempuan. Sektor pekerjaan yang paling mendekati adalah perawat atau pelayanan. Oleh sebab itu, BNP2TKI menurutnya terus berupaya agar para calon TKI bisa mendapatkan pendidikan utama di kedua sektor pekerjaan tersebut.

Oleh karena itu ia berharap, mereka yang baru lulus SMA tidak buru-buru menjadi TKI. Nusrin menyarankan lulusan SMA lebih dulu mengambil pendidikan perawatan setara diploma tiga. (Baca juga: BNP2TKI Ingin Perawat Lokal Dapat Sertifikasi Internasional) (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER