Orang Tua Penelantar Anak di Cibubur Simpan Banyak Keris

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Jumat, 22 Mei 2015 18:50 WIB
Keris dan benda-benda klenik lainnya digunakan untuk ritual Utomo yang mengaku sebagai titisan raja. Untuk ritual itu pula ia mengonsumsi sabu-sabu.
Orang tua penelantaran anak Utomo Permono, seusai mengikuti rangkaian penyidikan yang dilakukan Tim Visum RS Polri Kramatjati dan Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 22 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Utomo Poernomo, orang tua penelantar anak di Cibubur, berteriak “Jayalah Majapahit!” usai diperiksa Tim Visum Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, Jumat (22/5), dan mengaku sebagai titisan raja. 

Menurut kuasa hukum Utomo, Handika Honggowongso, teriakan Utomo itu merupakan cermin dari obsesinya sebagai titisan raja. Menurutnya, Utomo juga mengaku kerap menerima panggilan gaib saat melakukan ritual.

Utomo disebut Handika memiliki benda klenik berupa keris dalam jumlah banyak di rumahnya. Juga beberapa barang antik lain. “Itu bagian dari prosesi yang harus ia jalani. Di bagian atas rumahnya ada (keris),” kata dia. (Baca: Orang Tua Penelantar Anak Mengaku Titisan Kerajaan Majapahit)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, menurut Handika, kondisi Utomo dan istrinya, Nurindria, hampir sama. Namun sang istri lebih sering menangis dan gugup. “Seperti dua buah gambar pada keping mata uang, namun kondisi istri tidak lebih baik dari suaminya," ujarnya.

Handika mengatakan Utomo berasal dari keluarga terhormat dan mapan dari segi perekonomian. "Mas Utomo dari keluarga yang kaya. Bapak-ibunya orang terhormat. Karier adiknya juga bagus," kata dia.

Handika menyatakan belum bisa memastikan pemahaman Utomo atas keyakinan yang ia jalani saat ini. Namun ada kemungkinan hal itu dampak dari kondisi perekonomian Utomo yang memburuk tiga bulan terakhir.

Dugaan penelantaran anak terkuak oleh Utomo dan Nurindria terkuak setelah polisi menggeledah salah satu rumah di Cluster Nusa II Blok R RT 03/RW 11 Perumahan Citra Gran Cibubur atas dasar laporan warga yang berempati terhadap D, anak ketiga Utomo yang telah sebulan lebih tak boleh masuk rumah sehingga dirawat seadanya oleh tetangga sekitar dan tidur di pos jaga atau rumah-rumah warga.

Salah seorang tetangga mengatakan keluarga Utomo sudah mengontrak selama lima tahun di rumah itu. Selama ini tetangga jarang melihat aktivitas penghuni rumah pada siang hari. Mereka keluar rumah dengan menggunakan mobil.

Pada penggeledahan lebih lanjut, polisi bahkan menemukan sabu-sabu di salah satu kamar di rumah tersebut. Pasangan orang tua yang memiliki lima anak itu pun terbukti positif narkotika setelah dites urine.

Menurut Handika, Utomo mengaku memakai narkoba agar memiliki tenaga untuk melakukan tirakat dan membaca doa sehari semalam.

Saat ini kelima anak mereka berada di bawah pengawasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan ditempatkan di safe house SOS Children Village di Cibubur. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER