Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi sudah mengetahui identitas pelaku pembunuhan terhadap mantan aktivis 98 Jopi Peranginangin. Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Mukti menyatakan bahwa pelaku pembunuhan terhadap Jopi adalah pelaku tunggal. “Sudah diketahui (pembunuhnya),” katanya saat ditemui di rumah kontrakan para WNA asal China yang jadi markas penipuan
online di Jalan Kemang Selatan Blok 1 D No. 15 A, RT 4 RW 02, Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, Senin (25/5).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar M Iqbal menambahkan, polisi sudah petunjuk yang menduga ada oknum pelaku pembunuhan terhadap aktivis yang kini aktif mengurusi soal hak masyarakat adat itu. “Polres Jakarta Selatan berkoordinasi dengan Pomal (Polisi Militer Angkatan Laut) untuk mengungkap kasus tersebut,” katanya. Polisi dan Pomal, sebut Iqbal tengah bekerja sama untuk mengungkap siapa yang diduga kuat pelaku pembunuhan itu termasuk menangkapnya.
Petunjuk penting terhadap pelaku pembunuhan terhadap Jopi, lanjut Iqbal, didapatkan dari keterangan para saksi dan juga rekaman CCTV. Iqbal belum bersedia menyebutkan berapa oknum yang terlibat dalam pembunuhan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi juga belum mengetahui motif dari pembunuhan itu. Polisi bersama Pomal, terang Iqbal, masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini. Penyelidikan tengah dilakukan secara mendalam. Sudah lima saksi yang diperiksa. Saksi yang diperiksa itu adalah saksi-saksi yang berada di lokasi saat kejadian terjadi, yaitu para pengunjung kafe dan teman-teman jopi. (Baca juga:
Sebelum Tewas, Aktivis Jopi Cerita tentang Sebuah Rumah)
Sebagaimana diketahui, aktivis penggiat lingkungan dan masyarakat adat Jopi Peranginangin tewas ditikam dari belakang oleh pelaku tak dikenal di depan sebuah kafe di Kemang Selatan, pada Sabtu (23/5) dini hari. Menurut keterangan saksi, Jopi awalnya hanya berniat menengahi cekcok yang terjadi antara saksi dengan pelaku.
"Awalannya jam 4 pagi kurang, kami mau pulang dari Kafe Venue. Tiba-tiba orang ini menepuk punggung saya dari belakang dan menyuruh kami keluar. Saya paham dia mabuk banget pengaruh alkohol tinggi. Kemudian Jopi datang dan bertanya,'ada apa ini?'," kata seorang saksi berinisial A dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (23/5).
A menjelaskan tiba-tiba lelaki berperawakan tegap itu mengamuk dan hendak memukul korban. Saat itu, teman korban yang berjumlah lima orang berusaha menahan amukan lelaki itu. "Enggak ada penyebabnya. Dia random datang ke kami dan tiba-tiba mengamuk."
Saat suasana mulai memanas, teman-teman korban berusaha menarik korban keluar dari Kafe Venue. Akhirnya korban keluar. Saksi juga berusaha meredakan suasana dengan mengatakan kepada pelaku," sudah tenang saja."
Namun, pelaku tampak tidak terima dan membuka tas selempang kecil berwarna krem. Ketika itu, kata saksi, ia mengeluarkan pisau sembari berteriak," Saya ini tentara". Saksi menjelaskan tidak hanya dirinya yang mendengar pernyataan itu tetapi juga beberapa rekan korban lainnya.
Lalu, pelaku dan teman-temannya mengejar korban hingga akhirnya di depan parkiran The Habibie Center, korban tampak dipukuli pelaku. '"Saya dengar juga ucapan'salah saya apa'," kata saksi.
Tak lama setelah dipukuli, korban tersungkur. Ketika teman-teman korban berupaya menangkat korban, mereka menemukan adanya darah mengalir dari balik punggung Jopi, menurut keterangan saksi.
"Kami langsung bawa ke Rumah Sakit Pertamina Pusat. Sampai sana jam 04.30 WIB. Pukul 06.00 WIB dokter bilang Jopi sudah meninggal," kata saksi.
(hel)