Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masih dianggap sebagai perisai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menghadapi gempuran upaya DPRD DKI Jakarta melengserkannya dari jabatan Gubernur. Maka selama PDIP, terutama Megawati sang Ketua Umum, masih merasa nyaman dengan Ahok, dia aman.
“Saya belum pernah mendengar komentar negatif dari Megawati atas Ahok, baik di media terbuka ataupun di kalangan tertutup. Setahu saya Bu Mega
happy dengan Ahok,” kata pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, kepada CNN Indonesia, Kamis (4/6).
Ia menilai Megawati masih puas dengan kinerja Ahok terlepas dari kesalahpahaman yang sempat terjadi antara sang Gubernur dengan wakilnya dari PDIP, Djarot Saiful Hidayat, terkait penyeleggaraan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Parkir Timur Senayan. (Baca:
Ahok Tegur Djarot soal Izin PRJ Tahun Ini)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama Megawati puas dengan Ahok, maka PDIP akan relatif kokoh melindungi Ahok di DPRD DKI Jakarta. Seperti diketahui, saat ini Ahok merupakan Gubernur tanpa partai politik sejak ia mengundurkan diri dari Partai Gerindra pada 10 September 2014. Sejak itu Ahok amat bergantung pada hubungan baiknya dengan PDIP. (Lihat Fokus:
Ahok Mundur dari Gerindra)
Ia berhasil naik dari Wakil Gubernur menjadi Gubernur Jakarta menggantikan Jokowi pun berkat restu PDIP. Saat memilih wakil gubernur, Ahok bahkan bicara langsung dan bertukar pikiran dengan Megawati. (Baca
Cara Cerdik Ahok Tolak Pilihan Wagub PDIP: Temui Megawati)
Qodari menyatakan hubungan baik antara Ahok dan Megawati itu terlihat dari kesediaan Mega untuk bertandang ke rumah Ahok dan makan bersama di sana. Sebaliknya, Ahok pun mengunjungi kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, yang tak terlalu jauh dari rumah dinasnya.
“Yang pasti Ahok punya hubungan baik dengan Bu Megawati,” kata Qodari, yakin.
Kesalahpahaman antara Ahok dan Djarot, menurut Qodari, tak sampai merusak hubungan mereka. “Djarot memang kecewa tapi belum sampai merusak hubungan keduanya," ujar Qodari. (Baca:
Wagub Djarot Akui Salah Komunikasi dengan Ahok)
Qodari bahkan menduga hak menyatakan pendapat yang hendak diajukan sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta kepada Ahok saat ini tak bakal terwujud mengingat masih besarnya dukungan partai politik anggota Koalisi Hebat terhadap sang Gubernur. (Baca:
PDIP Tolak Ajukan Hak Menyatakan Pendapat ke Ahok)
“Kalau PDIP bergerak mendukung Ahok, ada potensi KIH bergabung untuk mendukung Ahok juga. Lihat saja nanti. Ancaman hak menyatakan pendapat sudah mulai basi," ujar Qodari.
Analisis itu ada benarnya. Dari semula hanya dua partai yang menolak mengajukan hak menyatakan pendapat kepada Ahok, yakni PDIP dan Hanura, kini dua partai lain dalam KIH, NasDem dan PKB, membatalkan dukungan mereka atas hak menyatakan pendapat. (Baca:
NasDem Batal Dukung HMP untuk Ahok;
PKB Balik Dukung Ahok, Sebut HMP Sia-sia)
(agk)