Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak pihak yang merasa gerah dengan gaya bicara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang blak-blakan, ceplas-ceplos bahkan cenderung kasar.
Gaya bicara ini yang kemudian jadi salah satu pertimbangan bagi DPRD DKI Jakarta untuk mengajukan Hak Menyatakan Pendapat (HMP). Sebagaimana diketahui, wacana HMP ini muncul sebagai tindak lanjut dari hasil Hak Angket di mana menyebutkan Ahok tidak memiliki etika sebagai kepala daerah. (Baca juga:
Megawati dan PDIP Masih Mau Jadi Tameng, Ahok Aman)
Namun tidak demikian dengan Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas. Saat berbincang dengan CNN Indonesia Kamis (4/6) Hasbiallah mengaku tidak ada masalah dengan gaya bicara mantan Bupati Belitung Timur itu. “Tidak ada masalah saya dengan gaya bicara Ahok. Biasa saja,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaya bicara Ahok disebutkan Hasbiallah adalah bawaan dirinya. Itu dipengaruhi dengan latar belakang Ahok. “Gaya bicara orang Betawi, Batak, Jawa, atau yang lainnya kan berbeda-beda. Tidak bisa dibandingkan,” tuturnya. (Baca juga:
FBR: Mulut Ahok Bikin Masyarakat Jakarta Berubah)
Hasbi mengaku dirinya jarang sekali berbicara secara langsung dengan Ahok. Pembicaraan dengan Ahok dilakukan hanya dilakukan di sela-sela rapat antara DPRD DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Paling ya hanya salaman kalau ketemu di rapat saja,” tuturnya.
Hasbi menyatakan, yang penting bagi dirinya, seorang gubernur tidak dinilai berdasarkan gaya bicaranya, tetapi kinerjanya. Berdasarkan laporan dari para kader partainya yang ada di bawah, Hasbi menyebut Ahok adalah gubernur yang selain bicara blak-blakan, juga gubernur yang bekerja. (Baca juga:
Baru Masuk Kantor Ahok Sudah Marah Besar)
“Saya mendapat laporan, sejak di bawah Ahok, kinerja pemerintahan DKI, terutama di level bawah, yaitu kelurahan, jadi berbeda. Mengurus apa-apa di kelurahan sekarang lebih cepat dari sebelumnya. Juga tidak ada pakai duit-duit lagi,” kata Hasbi.
Ketua DPW PKB DKI Jakarta itu juga mengungkapkan, dibawah Ahok, para lurah di Jakarta kini berbeda. Dahulu, para lurah eksklusif, enggan turun dan berbaur dengan warganya. Kini para lurah di DKI Jakarta sudah mulai turun ke warganya. Mulai lebih mendengarkan keluhan warganya dan memberikan reaksi yang lebih cepat atas persoalan yang menimpa warga atau wilayahnya.
Hanya saja, Hasbi mengungkapkan baru pada sisi itu saja dirinya mendapatkan laporan. Perihal kinerja Ahok secara keselurah sebagai Gubernur DKI Jakarta, Hasbi mengaku belum bisa memberikan penilaian secara penuh.
Pasalnya, APBD DKI Jakarta 2015 baru saja disahkan. Masih belum cukup waktu untuk melihat, apakah anggaran itu sudah terserap dengan optimal untuk pembangunan Jakarta. “Ya kita lihat dulu. Tetapi kalau penilaian awal, Ahok ini Gubernur yang mau bekerja,” sebutnya.
Ahok memang dikenal dengan gaya komunikasinya yang terbuka dan cenderung meledak-ledak. Baru pada era Ahok, rapat di Pemprov DKI Jakarta direkam kemudian diunggah ke Youtube di mana publik bisa mengaksesnya. Dalam beberapa rekaman, terlihat Ahok sering marah-marah terhadap anak buahnya yang menurutnya tidak bekerja dengan benar.
Gaya bicara itu membuat Ahok juga tersandung masalah. Saat wawancara live dengan sebuah televisi swasta, Ahok mengucapkan beberapa kata yang dinilai tidak pantas. Teguran disampaikan oleh beberapa anggota DPRD DKI Jakarta dan juga publik. Ahok kemudian menyatakan permintaan maaf secara terbuka atas perkataanya yang tidak pantas. (Baca juga:
Tiga Kategori Gaya Komunikasi Politik Ahok)
Yang terakhir adalah ketika Ahok menegur Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat terkait penyelenggaran Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Senayan yang tanpa koordinasi dengannya. Ahok menyatakan bahwa Djarot tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkan izin atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Djarot disebutnya menjadi wakil gubernur bukan dari Pilkada, tetapi amanat undang-undang. Ahok juga menyebut wewenang Djarot itu sama dengan para deputinya. Pernyataan itu mendaatkan kritik keras dari anggota DPRD DKI Jakarta, terutama dari Fraksi PDIP, partai asal Djarot. Mereka menilai pernyataan Ahok itu tidak etis dan merendahkan Djarot. (Baca juga:
Fraksi PDIP DPRD: Ahok Tak Etis Samakan Djarot dengan Deputi)
Tak lama usai mendapat kritikan, Ahok mengaku hubungannya dengan Djarot baik-baik saja dan Djarot menyebut situasi itu hanya lah miskomunikasi saja.
BACA FOKUS:
Soal Ahok dan Gaya Bicaranya (hel)