Jokowi Pertimbangkan Beri Grasi 36 Tapol Papua

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 04 Jun 2015 17:31 WIB
Meski belum resmi mengumumkan penerima grasi, namun presiden telah setuju akan mengangkat tapol yang ingin bekerja sebagai PNS.
Lenis Kogoya, staf khusus kepresidenan, mengungkapkan Presiden Joko Widodo tengah mempertimbangkan untuk memberikan grasi kepada 36 tahanan politik (tapol) Papua. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden yang juga merupakan Ketua Lembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua, Lenis Kogoya mengungkapkan Presiden Joko Widodo saat ini tengah mempertimbangkan untuk memberikan grasi kepada 36 tahanan politik (tapol) Papua.

Lenis, yang berperan sebagai pemohon pemberian grasi terhadap lima tapol yang telah diberi pengampunan presiden beberapa waktu lalu, saat ini mengaku sedang melakukan komunikasi intens dengan puluhan tapol tersebut agar dapat direkomendasikan untuk mendapat pengampunan yang sama.

Baca juga: Tapol Papua Hanya Perlu 'Teriak' Grasi kepada Jokowi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang bilang di sana (ada) 100 (orang tapol), tapi kalau yang saya pegang 36 (orang tapol). Nama-namanya sudah saya pegang. Saya kan keliling di tahanan. Kami hanya rekomendasi saja. Kalau Presiden lepaskan kapan, itu silakan," ujar Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/6).

Pria yang baru dilantik Jokowi pada 5 Mei 2015 lalu ini menyampaikan, dalam waktu dekat akan ada pertemuan dengan para menteri terkait untuk membahas soal permohonan pemberian grasi kepada 36 tapol ini lebih detail. "Ke depan akan dilepas kembali atau tidak, nanti akan kita lihat," kata dia.

Menurut Lenis, para tapol ini merupakan orang-orang yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. "Saya mengajak keluar, mereka (lima tapol yang sudah dibebaskan) mau. Kalau mereka keluar, tak kita biarkan," ujar dia.

Baca juga: Tahanan Politik Filep Karma Tolak Ajukan Grasi ke Jokowi

Presiden Jokowi, lanjut dia, telah menyetujui ide pengangkatan para tapol yang ingin bekerja untuk negara sebagai pegawai negeri sipil (PNS). "Kalau mau pengusaha, kita kasih modal. Mau bangun rumah, kita bangun rumah. Kalau mau sekolah, kita sekolahkan. Semua setuju," katanya.

Sebelumnya, Jokowi memberikan grasi kepada lima tahanan politik terkait gerakan Papua merdeka yang ditahan di penjara Abepura. Menurutnya, dalam jumpa pers yang digelar usai pemberian grasi di Abepura, pada Sabtu (9/5) silam, upaya pengurangan hukuman ini dilakukan sepenuh hati untuk menghentikan stigma konflik yang ada di Papua.

Usai menerima grasi dari presiden, kelima tahanan yakni Linus Hiluka, Numbungga, Apotnagolik, Kimanus Wenda dan Yaprai Murib langsung dibebaskan dari penjara Klas IIA Abepura, Jayapura. 

Baca juga: Beda Jumlah Tahanan Politik Papua Versi Pemerintah & Aktivis

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER