PSSI Dituding Gelar Tur 'Sirkus' Timnas U-19 Tanpa Bagi Hasil

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2015 08:42 WIB
Koordinator Komunitas Suporter Antikorupsi (KORUPSSI) Parto Pangaribuan mengatakan tur menjadi alat peras PSSI kepada pemain.
Kantor PSSI di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Badan Tim Nasional (BTN) dituding menghelat 'sirkus' tur nusantara untuk Tim Nasional U-19 tanpa membagi hasil keuntungan kepada para pemain. Koordinator Komunitas Suporter Antikorupsi (KORUPSSI) Parto Pangaribuan menyatakan tur menjadi alat peras PSSI kepada pemain.

"Tur ini dilakukan dengan alasan intensitas pertandingan harus dilakukan sesering mungkin dengan alasan agar mereka terlatih. Kenyataannya, ini cuma main sirkus supaya dapat uang," ujar Parto di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/6).

Parto menjelaskan, BTN yang kala itu dipimpin La Nyalla pun memanfaatkan momen pemain Timnas U-19 yang sedang naik daun. "Timnas ini lawan klub-klub yang basis massanya besar supaya keuntungan besar," tudingnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam satu tahun, Evan Dimas dan pemain lainnya diharuskan mengikuti 'Tur Nusantara' dengan menghelat sebanyak 36 pertandingan dalam jangka waktu satu tahun. "Ke Semarang, Surabaya, Malang, Sleman, Kalimantan, Padang, dan lainnya. Kebanyakan di Jawa," tutur Parto.

"Ini event kreatif PSSI untuk nyari duit. Persoalan uangnya dikemanakan, kami juga bingung. Diarahkan ke mana dan buat apa? Keringat anak-anak itu, harusnya uang juga dikasih ke mereka," ujar Parto.

Dari perhitungan kasar yang ia lakukan, kala itu PSSI setidaknya mengantongi puluhan miliar dan meraup keuntungan setidaknya Rp 1 miliar untuk tiap pertandingan. "Bayangkan satu stadion penuh sampai 20 ribu orang misalnya dan satu tiket harganya beragam, ada Rp 20 ribu, Rp 50 ribu. Satu pertandingan bisa sampai miliaran rupiah," kata Parto.

Sementara itu, terkait dugaan korupsi lain yang menjerat pejabat PSSI, Parto telah melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Parto melaporkan nama oknum tersebut beserta sejumlah barang buktinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Laporan ke KPK Sebut Nama Pejabat PSSI Beserta Bukti Korupsi)

"Sudah ada nama dan dilaporkan. Barang bukti kami ada audit Badan Pemeriksa Keuangan," kata Parto di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/6). Meski demikian, Parto enggan mengungkapkan nama oknum elite PSSI tersebut. (Baca: Deretan Dugaan Korupsi PSSI Dilaporkan ke KPK)

"Nanti juga ada dokumen-dokumen prokontrak dari PSSI bersama rekanannya seperti hak siar televisi, sponsorship, bukti-bukti di lapangan seperti penjualan tiket, dan juga bukti-bukti mitra-mitra yang berkerjasama dengan PSSI dalam event sepakbola," katanya.

Menurut Parto, selama ini PSSI tak pernah mengungkapkan ke publik terkait laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana ketika menggelar sederet proyek kegiatan. "Artinya ini menjadi indikasi ke mana dana atau bagaimana pengelolaan dana tersebut, sama sekali tidak ada laporan," kata dia. (Baca: Laporan Keuangan PSSI Dinilai Tak Transparan)

Salah satu dugaan korupsi yang dilaporkan yakni terkait bantuan sosial berdasarkan hasil audit BPK tahun 2013. Selain itu, terdapat dugaan penyelewengan lain, yakni terkait bantuan Kemenpora untuk PSSI berdasarkan hasil audit BPK tahun 2010. (Baca: Rincian Dugaan Korupsi PSSI yang Dilaporkan ke KPK)

Simak Fokus: Tudingan Korupsi Menerpa PSSI

Biro Hukum Kemenpora menyebut dalam sidang sengketa informasi di Komisi Informasi Pusat bahwa bantuan Kemenpora untuk Kongres Luar Biasa PSSI tahun 2013 sekitar Rp 3,5 miliar belum dipertanggungjawabkan oleh PSSI. "Potensi kerugian negara seluruhnya mencapai Rp 24,5 miliar," kata Parto. Pihaknya menganggap duit negara tersebut lenyap begitu saja bila tak dilaporkan ke publik. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER