Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ternyata menikmati alunan suara mengaji yang sering dikumandangkan masjid-masjid di Indonesia pada waktu-waktu tertentu.
Ahok mengatakan bahwa dirinya telah terbiasa mendengar suara mengaji yang dikumandangkan masjid sejak dirinya masih tinggal di kampung halamannya, Bangka Belitung. Mayoritas penduduk Belitung yang beragama Islam menjadikan kebiasaan tersebut muncul dalam diri Ahok.
(Baca Juga: JK: Hentikan Rekaman Pengajian yang Diputar di Masjid)"Saya dari kecil sudah sering dengar ya karena dari kecil tinggal di wilayah yang penduduknya 93 persen muslim. Biasa aja sih ya suaranya. Seperti syair lagu gitu ya. Saya menikmati saja," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/6) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Senin (8/6) lalu, fenomena kumandang suara pengajian dari masjid memang menjadi perhatian publik. Perhatian muncul karena Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat menyampaikan kritikannya terhadap suara pengajian yang dikumandangkan dari rekaman berupa kaset maupun CD oleh banyak masjid di Indonesia.
"Berhentikan itu, apa urusannya anda mengaji pakai kaset, tidak ada pahalanya itu. Kalau ada pahalanya, itu orang Jepang yang dapat karena itu pasti pakai Sony," kata JK dalam pidato pembukaannya di Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI, Tegal, Jawa Tengah, Senin (8/6).
Setelah mendengar tanggapan JK atas rekaman suara pengajian yang sering diputar masjid, Ahok memilih untuk tidak banyak bicara. "Kalau urusan itu tanya pak JK saja," kata Ahok.
Pernyataan JK pada Senin lalu turut didukung oleh organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Juru bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto, mengatakan pernyataan tersebut ditujukan agar umat Islam lebih memperhatikan lingkungan sosial.
(Lihat Juga: Hizbut Tahrir Setuju JK, Mengaji Mestinya Tidak Bising)"Ini efek sosial yang rasional dipahami dan untuk diperhatikan oleh muslim umumnya dan pengurus masjid khususnya," kata Ismail saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (9/6).
(utd)