Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Jokowi kemarin menyampaikan surat ke DPR terkait Panglima TNI dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru. Letnan Jenderal (Purn) Sutiyoso dipilih Jokowi sebagai Kepala BIN yang baru menggantikan Letnan Jenderal (Purn) Marciano Norman.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menampik jika pemilihan Sutiyoso sebagai Kepala BIN yang baru adalah bagi-bagi jatah untuk para pendukung Jokowi. Sebagaimana diketahui Sutiyoso adalah Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). PKI adalah salah satu partai pendukung Jokowi saat Pilpres lalu, meski jumlah suaranya yang kecil di Pileg membuat tidak ada wakilnya di DPR.
“Sekali lagi kalau kita bicara bagi-bagi jatah kan ya berarti tidak ada yang lain, tapi kita lihat peluang itu terbuka. Presiden tetap mengutamakan yang paling utama adalah integritas dan tentu saja kompetensi,” katanya di Istana, kemarin. (Ruhut:
Sutiyoso Anggota KIH yang Belum Dapat Apapun)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pratikno mengungkapkan bahwa Sutiyoso bukanlah kandidat tunggal Kepala BIN yang dipertimbangkan oleh Jokowi. Ada beberapa kandidat meski Pratikno enggan menyebutkan berapa banyak kandidat yang dipertimbangkan Jokowi.
Untuk memilih Sutiyoso, jelas Pratikno, Jokowi tidak membentuk panitia seleksi. Jokowi hanya mempertimbangkan informasi dan track record yang didapatkannya soal Sutiyoso. Jokowi juga meminta pertimbangan dari beberapa pihak.
Pratikno menegaskan, bahwa curricullum vitae (CV) Sutiyoso lah yang menjadi pertimbangkan Jokowi untuk menjadikannya sebagai kepala lembaga tilik sandi negara.
“Pak Sutiyoso ini dianggap sebagai orang yang punya pengalaman intelijen. Beliau juga menikmati beberapa pendidikan intelijen. Mungkin intelijen pertempuran, intelijen strategis, itu yang bisa dilihat dari CV beliau, “ kata Pratino kemarin di Istana.
Pratikno menambahkan, dari CV juga bisa dilihat bahwa Sutiyoso memiliki cukup banyak pengalaman untuk penanganan intelijen. Misalnya, sebut Pratikno, Sutiyoso pernah menjadi Komandan Peleton Kombat Intel Operasi di Kalimantan Barat, intel Operasi Klandestin lalu Operasi Serojo di Timor-Timur.
Itu masih ditambah pengalaman sebagai intel tertutup untuk GAM di Aceh. Sutiyoso juga pernah menjadi Kepala Seksi Intel Grup II Sandi Yudha Kopassus. “Kalau dari CV beliau punya kompetensi itu ah (Kepala BIN),” tutur Pratikno. (Baca juga:
Bang Yos: Jokowi Tahu Pengalaman Intelijen Saya)
Jokowi, sebut Pratikno, juga mempertimbangkan pengalaman-pengalaman lelaki asal Semarang itu di luar dunia intelijen. Sutiyoso, terang Pratikno pernah menjadi Pangdam, Kasdam, Danrem. Sutiyoso juga pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta, provinsi yang disebut Pratikno sebagai paling berat, selama dua periode.
“Ini memperkaya pengalaman beliau, selain intelijen juga pemerintahan. Ini pertimbangan beliau (Jokowi) untuk mengajukan nama Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala BIN diajukan untuk memperoleh pertimbangan DPR,” sebutnya.
Soal Sutiyoso yang menjadi Ketua Umum PKPI, Pratikno menyarankan agar nanti ketika DPR menyetujuinya sebagai Kepala BIN yang baru, Sutiyoso harus mundur sebagai ketua umum partai. “Kita lihat lah perkembangannya, tapi saya kira memang sebaiknya begitu ya,” kata Pratikno. (Baca juga:
Jadi Bos Intelijen, JK Minta Sutiyoso Tanggalkan Ketum Partai)
(hel)