Gerakan Seribu Lilin dan Doa Bersama untuk Angeline

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 19:30 WIB
"Seandainya Angeline adalah orang terdekat kita, anak kita, tentu penyiksaan adalah hal yang menyakitkan. Ini tragedi bangsa kita," ucap Maman Imanulhaq.
Aktivis menggelar gerakan seribu lilin, tabur bunga, dan doa untuk Angeline, di Jakarta, Kamis petang (11/6). Photografer CNN Indonesia/Aghnia Adzkia
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah aktivis dari beragam Lembaga Swadaya Masyarakat menggelar gerakan seribu lilin untuk bocah delapan tahun yang terbunuh tragis, Angeline, di Bundaran HI, Jakarta, Kamis petang (11/6). Turut hadir aparat kepolisian dan politikus. Mereka semua mendoakan kepergian bocah cantik yang tak berdosa itu.

Acara dimulai dengan refleksi dari aparat penegak hukum atas kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia. "Saya turut prihatin dan ikut bela sungkawa atas terjadinya peristiwa di Bali, yaitu anak Angeline. Mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi lagi di Indonesia. Ini adalah refleksi yang memperhatikan daei masalah perlindungan anak yang terjadi di Indonesia," ujar Kadiv Humas Polri Anton Charliyan yang turut menghadiri acara tersebut.

Anton berharap, kasus Angeline tak terjadi lagi pada anak-anak lainnya. Terlebih, ia menekankan pada orang tua yang bertanggung jawab untuk melindungi dan memperhatikan anak mereka.  

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kekerasan anak bukan hanya urusan rumah tangga tetapi negara," ujarnya. (Baca: Siti: Sejak Awal Saya Tahu Bocah Angeline Sengaja Dihilangkan)

Selanjutnya, peserta larut dalam doa bersama yang dibacakan oleh ustad dan pendeta. Dalam beberapa menit, mereka hening sejenak dan menundukkan kepala untuk mengenang Angeline. Suasana di Bundaran HI pun mendadak haru biru yang disertai tangis.

"Seandainya Angeline adalah orang terdekat kita, anak kita, tentu penyiksaan adalah hal yang menyakitkan. Ini tragedi bangsa kita. Untuk Angeline, Alfatihah...," ujar Maman Imanulhaq, anggota Komisi VIII DPR yang membacakan doa untuk Angeline.

Diketahui, Angeline yang diadopsi Margriet Megawe ditemukan tewas terbunuh dan telah terkubur di halaman belakang rumah Margiet di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali. Hasil autopsi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, menyatakan Angeline tewas karena benturan di kepala.

Sejauh ini berdasarkan hasil penyidikan sementara polisi, Angeline dibunuh oleh bekas pembantu keluarga angkatnya, Agustinus Tai Mandamai. Keluarga Angeline menyatakan bocah itu hilang pada hari ia terbunuh, 16 Mei lalu. (Baca: 'Angeline Tewas sebab Persekongkolan Jahat Orang Terdekatnya')

Sementara itu, pihak kepolisian juga tengah membidik Margriet sebagai tersangka. Kamis (11/6), Margriet kembali diperiksa pihak aparat.

Sementara itu, kesaksian wali kelas dan kepala sekolah Angeline, beberapa bulan sebelum kematiannya, mengindikasikan dugaan diabaikannya hak anak atas Angeline oleh Margriet.

Beberapa guru kerap menemukan Angeline mengenakan seragam sekolah dengan bau tidak enak yang menyengat dari tubuhnya. Ada pula aduan dari Angeline tentang kondisinya yang mengalami sakit kepala karena lapar. (obs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER