Pengacara Sebut Agus Mengaku Spontan Bunuh Angeline

Helmi Firdaus | CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 12:38 WIB
Haposan Sihombing menyebut Agus membunuh Angeline karena berontak dan sebelumnya sudah sakit hati kepada ibu angkatnya, Margriet Magawe.
Malam doa buat Angeline. (detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi telah menetapkan Agustinus Tai Mandawai sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap Angeline, bocah 8 tahun yang ditemukan tewas dikubur di belakang rumahnya sendiri. Polisi masih terus melakukan penyelidikan atas kasus ini, termasuk kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

Pengacara Agus, Haposan Sihombing menyatakan kepada dirinya Agus mengaku spontan saja membunuh Angeline. “Dia mengaku kepada saya seperti itu. Sabtu kemarin,” katanya saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (15/6). (Baca juga: 'Curhatan' Tersangka Pembunuh Angeline kepada Akbar Faisal)

Haposan mengungkapkan, pembunuhan itu bermula ketika Angeline mendatangi Agus di kamarnya. Saat di kamar itu, Angeline berkata kepada Agus bahwa ibu angkatnya, Margriet Magiwe marah kepadanya. “Angeline bilang, “Mama marah sama kamu. Kerjamu ndak benar.” Perkataan itu membuat Agus marah,” terang Haposan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkataan itulah, lanjut Haposan, memicu kekerasan fisik dan seksual yang di sulit dibayangkan dilakukan Agus kepada Angeline. Saat melakukan kekerasan itu, Angeline berontak dan teriak yang membuat Agus makin naik pitam sehingga membunuhnya. 

Haposan menjelaskan, sebelum membunuh Angeline secara spontan, Agus mengaku sakit hati dengan ibu angkat Angeline yang sekaligus majikannya itu. Sejak bekerja dengan Margriet Magiwe, Agus selalu mendapat cacian dari majikannya. Semua yang dilakukan oleh Agus selalu dianggap salah oleh Margriet.

“Pokoknya Agus ini selalu salah. Yang disebut menghambur-hamburkan makanan ayam, atau hewan piarannya yang lain, malas, dan selalu bangun kesiangan,” tutur Haposan. (Baca juga: Pengacara: Agus Bohong soal Rp 2 M yang Dijanjikan Margriet)

Meski Agus mengaku spontan membunuh Angeline, tapi ada beberapa hal yang masih menimbulkan misteri. Haposan mengatakan bahwa ketika Angeline hilang dari rumah, menurut penuturan Agus, hanya dirinya yang mencari Angeline hingga ke tetangga rumah. Sedangkan ibu angkat Angeline, Margriet Megawe tidak ikut mencari.

"Saya juga menanyakan ke tersangka, apakah ibu Margariet juga mencari korban. Ternyata tidak," lanjutnya.

Haposan menyebut, Agus, mengaku diperintahkan untuk menggali lubang di dekat kandang ayam. Lubang itu semula untuk tempat sampah. Margriet, sebut Agus, lalu memerintahkan untuk memperdalam lubang tersebut hingga 50 cm. Agus kemudian menggali lubang itu dengan menggunakan cangkul pada 16 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 WITA. Belakangan diketahui bahwa lubang tersebut adalah tempat jasad Angeline yang dikubur dengan balutan kain seperti seprei berwarna terang yang telah bercampur warna tanah, bersama dengan boneka.

Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei lalu. Pihak kepolisian akhirnya menemukan jasad bocah malang yang selama ini diduga diculik tersebut dalam keadaan sudah dikubur di bawah pohon pisang di halaman rumahnya pada Rabu (10/6) kemarin.

Menurut Haposan, ada rentang waktu tujuh jam yang belum terpecahkan dalam perkara kematian Angeline, yakni mulai pukul 13.00 WITA saat Angeline dibunuh sampai pukul 20.00 WITA saat jenazah Angeline dikuburkan di lubang di bawah pohon pisang dekat kandang ayam di halaman rumah keluarga angkat bocah itu, Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Denpasar, Bali.

Misteri lainnya adaah soal bercak darah. Polisi menemukan bercak darah tidak hanya di kamar Agus, tetapi juga di kamar Margriet. Polisi masih belum bisa menjelaskan bagaimana bercak darah itu bisa berada di dua kamar tersebut. (Baca juga: Tersangka Pembunuh Angeline Dibujuk Terus agar Mau Terbuka)

Polisi belum bisa memastikan apakah darah di kedua kamar itu milik Angeline, atau salah satu dari bercak darah di kamar tersebut milik Angeline. Jika salah satu bercak darah di kamar itu milik Angeline, masih ada penjelasan soal bercak darah di kamar yang lain.

Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto menyatakan bahwa polisi masih melakukan pemeriksaan di laboratorium forensik terkait bercak darah yang ditemukan di dua kamar tersebut. Hery meyakini, jika hasil bercak darah ini telah keluar, misteri pembunuhan Angeline akan makin terbuka. Bercak darah ini akan menentukan, siapa saja yang terkait dengan kasus pembunuhan ini. “Hasil bercak darah itu akan menentukan siapa-siapa saja yang terlibat,” katanya. (Baca juga: Hasil Labfor Tentukan Dugaan Persekongkolan Kasus Angeline)

Hasil pemeriksaan laboratorium forensik soal darah itu membutuhkan waktu hitungan pekan. Polda Bali telah meminta bantuan Laboratorium Forensik Mabes Polri yang bekerja sama dengan ITB untuk menguak becak darah milik siapa di kamar Agustinus dan Margriet.

Pengamat hukum pidana dari Universitas Indonesia Ganjar Laksmana menilai kurang logis kalau pihak keluarga angkat Angeline, bocah yang disiksa hingga tewas, tidak mengetahui proses kekejian yang dialami anak malang itu hingga tewas. (Baca juga: Tersangka Agustinus Belum Sebulan Bekerja saat Bunuh Angeline)

Ganjar mengatakan, semestinya ibu angkat Angeline yaitu Margriet Megawe yang sehari-hari tidur sekamar dengan Angeline mengetahui bila ada tanda-tanda kekerasan yang dialami Angeline hingga kemudian mengakibatkan anak tersebut tewas. “Guru-guru Angeline saja tahu kalau anak itu mengalami kekerasan fisik,” ujar Ganjar. (Baca juga: Pengacara Tersangka Pembunuh Angeline: Ungkap 7 Jam Misteri).

BACA FOKUS: Siapa Bunuh Angeline? (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER