Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menduga ada aktor intelektual di balik keributan dan aksi perusakan fasilitas umum di Monas akhir pekan lalu. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan, polisi masih terus mengejar orang yang diduga mendalangi aksi perusakan ini.
Saat ini baru tiga orang yang dijadikan tersangka terdiri dari provokator dan pelaku perusakan. Dua orang yang semula dijadikan saksi dilepas karena tidak ada bukti cukup untuk menjadikan keduanya tersangka.
"Kami duga ada aktor intelektual di balik keributan ini," kata Tito di Polda Metro Jaya, Selasa (23/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, masalah ini memang berawal dari terancam hilangnya sumber penghasilan para PKL di Monas. Namun meski berkaitan dengan kebutuhan dasar, bukan berarti aksi anarkis dibenarkan.
"Saya paham ini masalah perut, tapi tidak bisa menjadi alasan pembenar dalam pelanggaran hukum, apalagi melakukan perusakan," ujarnya.
Untuk mengantisipasi terulangnya kejadian yang sama, Polda Metro Jaya menempatkan 200 personel untuk berjaga di kawasan Monas. (Baca juga:
Tersangka Provokator Keributan Monas Wanita Hamil)
Perusakan fasilitas umum terjadi di Monas pada Sabtu (16/6) malam lalu. Massa yang terdiri dari pedagang kaki lima meringsek masuk ke pusat kuliner Lenggang Jakarta. Para PKL ini juga sempat bentrok dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja.
Para PKL yang mengamuk tersebut protes lantaran tak diperkenankan berdagang di area Monas. Mereka dihalang-halangangi oleh petugas Satpol PP yang berjaga di kawasan tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku geram dengan ulah para PKL tersebut. Ia bahkan berniat menyemprot mereka yang selama ini berjualan secara ilegal ini dengan air comberan. (Baca juga:
Ahok Tak Larang PKL Keluar dari Lenggang Jakarta)
Ahok juga ragu jika mereka yang bertindak anarkis di Monas itu benar-benar PKL. Pasalnya selama ini banyak praktik pemerasan dengan modus berjualan terjadi di Monas.
Mereka yang benar-benar berjualan di Monas menurutnya sudah terseleksi dari 700 orang lebih menjadi 339 pedagang. Para pedagang yang sudah diseleksi ini sudah ditampung di pusat kuliner Lenggang Jakarta di kawasan Monas.
Oleh karena itu Ahok menuding mereka yang berbuat kerusuhan dan merusak fasilitas di Monas adalah pihak luar atau pedagang yang tidak lolos seleksi.
(sur)