Putus Jalur ISIS, Sutiyoso Ingin BIN Buka Cabang di Turki

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jul 2015 18:23 WIB
Selama ini menurut Kepala BIN Sutiyoso, Turki jadi jalur keluar masuk paham radikal seperti ISIS.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso bertemu pada hari pertama Idul Fitri 2015 di Kediaman Sutiyoso yang terletak di Cibubur, Jumat (17/7). (CNN Indonesia/Lalu Rahadian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso berencana membuka kantor perwakilan intelijen milik Indonesia di Turki. Sutiyoso ingin memutus jalur datang dan perginya paham radikal Negara Islam Internasional (ISIS) melalui negara tersebut.

"Pasti saya isi dalam waktu dekat karena jalur klasiknya (paham radikal) itu pasti lewat Turki," ujar Sutiyoso di kediamannya di Bekasi, Jumat (17/7).

Untuk mendukung pembukaan kantor cabang BIN di Turki, dibutuhkan intelijen-intelijen hebat. Oleh karena itu, ia menekankan pentinganya penambahan jumlah intelijen hingga ribuan personil sampai tahun depan. (Baca juga: Bangun BIN Modern, Bang Yos akan 'Berguru' ke AS dan Rusia)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penambahan intelejen diperlukan karena setiap kota/kabupaten juga membutuhkan intel. "Kami akan rekrut mungkin dari TNI, akademisi, dan dari masyarakat umum," kata Sutiyoso.

Target perekrutan seribu intelijen baru sebenarnya telah diberikan Presiden Joko Widodo sejak Sutiyoso masih berstatus sebagai calon Kepala BIN, akhir bulan lalu. Saat berkunjung ke Istana Negara awal bulan ini, Jokowi diketahui memberi Sutiyoso beberapa tugas untuk membenahi BIN, baik menyangkut struktur organisasi, kualitas personel, maupun kelengkapan sarana dan prasarana.

Masalah struktur organisasi, ujar Sutiyoso, Presiden memintanya untuk mencari tahu apakah struktur organisasi BIN telah cukup berfungsi dan sesuai dalam menjawab tantangan jaman mengingat tanggung jawab lembaga tersebut sangat luas. (Baca juga: Sutiyoso Janji BIN Lebih Cepat Tangkal Ancaman)

"Tempatnya juga di dalam dan di luar saat ini jauh dari cukup, kebutuhan kami kira-kira 5.000 lebih, saat ini ada 1.975 personel. Jadi kami akan rekrut 1.000 orang dengan kualifikasi dari berbagai disiplin ilmu," ujar Sutiyoso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (2/7). (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER