Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musala Indonesia (Fahmi Tamami) Rhoma Irama mengemukakan niatnya untuk membantu merehabilitasi masjid yang rusak dan terbakar akibat kerusuhan saat Hari Raya Idul Fitri di Tolikara, Papua.
"Membangun kembali masjid itu seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Tapi sebagai rasa empati,
insya Allah kami akan membantu," ujar Rhoma yang juga Ketua Umum Partai Idaman, di Jakarta, Senin (20/7). (Baca:
Pemerintah Biayai Pembangunan Masjid di Tolikara)
Rhoma menekankan perlunya masyarakat meredam emosi dan tidak terpancing provokasi. Untuk mengembalikan iklim kondusif di Tolikara, ujar sang Raja Dangdut, solusi praktis berupa rehabilitasi kerusakan bangunan dan pemulihan korban penting untuk disegerakan. (Baca seruan
Rhoma Irama: Umat Islam-Kristen, Jangan Terprovokasi Tolikara)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tegas Rhoma, hukum harus tetap ditegakkan. Ia mengimbau masyarakat mempercayakan pengusutan tragedi Tolikara kepada aparat penegak hukum tanpa perlu overreaktif.
"Harus diselesaikan secara tuntas demi mengembalikan kerukunan umat beragama," kata dia.
Rhoma tak mau memperkeruh suasana dengan berasumsi ada dalang di balik peristiwa Tolikara. Dia sejauh ini menganggap insiden Tolikara semata-mata sebuah kecelakaan yang dipicu oleh miskomunikasi. "Ini bukan
by design, tapi
by accident," ujarnya. (Baca juga:
Polri Telusuri Dugaan Aktor Intelektual Insiden Tolikara)
Senada dengan Rhoma, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat mengunjungi langsung lokasi kerusuhan di Tolikara, Minggu (19/7), mengatakan insiden di sana merupakan bentuk pelanggaran hukum yang mesti diusut tuntas. (Baca:
Kapolri Perintahkan Kapolda Papua Usut Tuntas Insiden Tolikara)
Saat Idul Fitri, jemaah yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri di Tolikara, Papua, diserang. Penyerang kemudian membakar sejumlah bangunan rumah dan kios yang ada di wilayah itu, termasuk masjid. (Baca juga:
Kesepakatan Damai Dua Kelompok di Tolikara Ditandatangani)
Untuk mengamankan situasi, polisi lantas menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini dirawat di rumah sakit di Jayapura.
(agk)