Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memastikan bahwa penyerangan di kawasan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua tak terkait dengan isu suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
"Tolikara bukan isu SARA, namun merupakan luapan sekelompok anggota masyarakat yang kesal dan emosional," kata Tjahjo melalui pernyataan tertulisnya yang diterima oleh CNN Indonesia, Senin (20/7).
Tjahjo disela-sela kunjungan kerjanya di Tolikara juga menjelaskan bahwa ada beberapa langkah penanganan yang harus dilakukan oleh pemerintah, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Tjahjo juga berjanji akan melibatkan partisipasi dan lakon masyarakat papua sebagai pelaku pembangunan daerah, oleh karena itu kedepan, Tjahjo mengatakan pihaknya akan lebih mengedepankan dan memperkuat kerjasama dengan pemerintah daerah agar peristiwa serupa tak terjadi kembali.
Sebelumnya, telah terjadi insiden di Tolikara, Papua yang bertepatan pada Idul Fitri, ketika jemaah umat islam hendak melaksanakan salat diserang. Penyerang kemudian membakar sejumlah bangunan rumah dan kios yang ada di wilayah itu, termasuk mushalla.
Untuk mengamankan situasi, polisi kemudian menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jayapura.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Suharsono menyebutkan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) memang mengedarkan surat edaran yang melarang umat muslim di Kabupaten Tolikara untuk melakukan aktivitas keagamaan.
"Ada edaran pemberitahuan soal menolak kegiatan salat Id," kata Suharsono.
Sejauh ini, Polda Papua telah memeriksa 15 saksi yang terdiri atas sembilan orang jemaah salat dan enam anggota polisi yang bertugas saat kejadian. Selain itu, lima saksi lain juga diperiksa untuk mendalami terjadinya tembakan dalam insiden pembubaran paksa jemaat salat Id tersebut.
(pit)