Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, beberapa gempa yang terjadi beberapa waktu belakangan merupakan hal yang wajar. Sebab, Indonesia memang daerah rawan gempa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Indonesia berada di jalur subsduksi yang merupakan pertemuan-pertemuan lempeng bumi yang bergerak aktif setiap tahunnya.
Seperti pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Hindia-Australia di barat Sumatera sampai Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara. Lempeng Hindia-Australia sendiri tiap tahunnya mengalami pergerakan sejauh 5-7 sentimeter. (Baca juga:
Gempa Beruntun di Jawa, BMKG Minta Warga Tak Panik)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan lempeng Pasifik yang berada di utara Pulau Papua. Lempeng ini lebih aktif lagi dengan pergerakan 12 sentimeter per tahunnya.
"Kalau setiap hari gempa, ya wajar. Asal jangan terlalu besar intensitasnya," kata Sutopo di Jakarta, Selasa (28/7).
Tidak hanya pergerakan lempeng yang sering mengguncang bumi Indonesia. Adanya sesar atau titik-titik gempa di daratan yang berupa patahan juga membuat Indonesia sering dilanda gempa.
"Ada sesar Sumatera, Lembang, Sesar Yapen, dan banyak sesar yang bergerak aktif juga. Tapi tidak seaktif lempeng," ujar Sutopo. Ada juga Sesar Opak, Sesar Cimandiri, Sesar Palu, dan masih banyak lagi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Mateorologi Klimatologi dan Geofisiki Mochammad Riyadi juga mengatakan tidak ada indikasi akan terjadi gempa yang besar akibat gempa-gempa yang terjadi belakangan.
"Indonesia memang jalur gempa khususnya di Sumatera, mulai dari sebalah Barat Sumatera, di tengah Sumatera juga sampai ke Jawa memang daerah gempa. Jadi tidak mengherankan," kata Riyadi kepada CNN Indonesia. (Baca juga:
Setelah Yogya, Kini Jawa Timur Digoncang Gempa 6,3 SR)
Lebih lanjut, Riyadi menjelaskan, gempa-gempa yang sempat menerjang Sumatera Barat, Ciamis, Yogyakarta, Jawa Timur, Nias, dan pagi tadi melanda Papua, tidak ada hubungannya satu sama lain.
"Tidak ada. Ini aktivitas gempa yang biasa. Tidak ada kaitannya dengan yang lainnya," ujar Riyadi.
Untuk mencegah banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat aktivitas tahunan tersebut, BNPB menganjurkan agar penataan ruang pada daerah rawan diperhatikan dengan benar. Sebab, bukan gempa yang menyebabkan korban tapi kualitas bangunan yang tak tahan guncangan gempa dan mudah runtuhlah yang menyebabkan korban jiwa berjatuhan.
(sur)