Polisi Buru Empat Calon Tersangka Baru Tolikara

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 15:31 WIB
Keempat orang tersebut kini tidak diketahui keberadaannya, menguatkan dugaan keterlibatan mereka dalam kerusuhan Tolikara saat Hari Raya Idul Fitri Juli lalu.
Puing bekas kios dan musala yang terbakar di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri sedang mengejar empat orang calon tersangka baru kerusuhan di Tolikara, Papua, Juli lalu. Sebelumnya dalam kasus tersebut polisi telah menetapkan dua tersangka, yakni Arianto Kogoya dan Jundi Wanimbo.

"Empat orang ini disebut dalam pemeriksaan dua tersangka yang sebelumnya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Suharsono kepada CNN Indonesia di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/8).

Meski sudah melakukan pengejaran, polisi belum bisa menetapkan keempat orang tersebut sebagai tersangka. Alasannya, ujar Suharsono, dugaan keterlibatan mereka baru didapatkan sebatas dari keterangan saksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja polisi menduga keempatnya benar-benar terlibat karena hingga kini tidak diketahui keberadaannya. “Patut diduga terlibat karena sekarang orangnya tidak ada. Oleh karena itu kami melakukan pengejaran," kata Suharsono.

Ketika ditanyai latar belakang orang-orang yang dimaksud, Suharsono hanya menyebut mereka diduga dari pihak perusuh. Selebihnya dia meminta agar para terduga pelaku itu tidak dikaitkan dengan kelompok tertentu.

Suharsono juga mengatakan Kepolisian telah mengagendakan pemeriksaan terhadap empat orang saksi dari pihak Gereja Injili di Indonesia (GIDI) selaku pelaksana kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani.

Dari empat orang tersebut, baru seorang yang memenuhi panggilan, yakni Presiden GIDI Dorman Wandikmbo. Dia diperiksa sebagai saksi terkait kerusuhan tersebut.

Sementara dua orang tersangka yang diduga menghasut masyarakat melakukan kekerasan, Arianto Kogoya dan Jundi Wanimbo, kini ditahan di Jayapura.

Para perusuh diduga membubarkan jemaat Salat Idul Fitri karena salat jalaah dilakukan menggunakan pengeras suara. Mereka tidak terima karena merasa sudah mengimbau agar para jemaat salat tidak menggunakan pengeras suara lantaran lokasi peribadatan berdekatan dengan tempat Kebaktian Kebangunan Rohani GIDI. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER