Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepertinya gemar sekali merombak pejabat pemerintahannya. Mulai dari lurah, camat, wali kota, sampai kepala dinas pun banyak yang sudah dicopot jabatannya oleh orang nomor satu di DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Bongkar pasang pejabat di lingkungan Pemprov ini sebut Ahok dilakukan untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Ia tidak ingin lagi ada anak buahnya yang masih malas bekerja atau sampai bermain uang
"Alumni IPDN, STPDN jangan mengumpulkan uang lagi (dari siapapun). Kami bisa tangkap tangan," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok mengatakan ia tahu semua kelakuan pegawainya. Ia juga mengaku tahu kalau banyak pegawai Pemprov DKI yang mendapatkan setoran-setoran yang tidak seharusnya mereka dapatkan. Misalnya saja setoran dari pedagang kaki lima (PKL) untuk membuat status mereka aman.
"Tidak apa-apa, silahkan pesta. Tapi selama saya di sini saya tidak akan lepaskan kalian," ujar Ahok. (Baca juga:
DPRD: Ahok Beli Lahan Sumber Waras Secara Tak Wajar)
"Saya memang arogan, tapi saya arogan demi sumpah jabatan. Kalau kita sudah disumpah dengan kitab, masih melakukan yang tidak baik, lebih baik tidak usah beragama," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Tidak hanya itu, Ahok pun mengaku sengaja memasang beberapa jebakan di beberapa tempat untuk mendapatkan bukti yang ia inginkan agar dugaannya pun tidak sekadar omong kosong belaka.
"Jakarta Barat ada paling banyak. Yang bagus dipecat, yang jujur dicopot, padahal tidak tahu salahnya apa," ujar Ahok.
Pria kelahiran 29 Juni itu memang dikenal tegas dalam memimpin DKI. Ia tak segan menyingkirkan siapa saja yang tak sesuai dengan visi misinya atau dianggap menghambat jalannya untuk membereskan DKI Jakarta.
Berulang kali ia menegaskan kepada seluruh jajarannya, kalau dirinya hanya membutuhkan orang-orang yang berani berbuat benar. Ia tidak membutuhkan orang-orang yang sangat pintar namun tak punya nyali untuk bereskan Jakarta. Tak cukup sekadar punya otak, tegas Ahok, untuk membuat DKI menjadi lebih baru. (Baca juga:
Ahok Minta Abang-None Magang di PTSP)
"Saya tidak butuh orang terlalu pintar di DKI, saya butuh orang yang menegakkan aturan, tidak suap, dan tidak mencuri," kata Ahok beberapa waktu lalu.
Bagi Ahok, pejabat yang berani lebih penting dibandingkan yang pintar. Ia pernah merasa dikelabui oleh pejabat-pejabat yang memiliki kepintaran di bidangnya. (Baca juga:
Gubernur Ahok Doakan Menteri Baru Buat Jokowi Berhasil)
(hel)