Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar mengimbau Tenaga Kerja Indonesia, khususnya perempuan, yang bekerja di Hongkong agar berhati-hati terhadap upaya yang dilakukan sindikat internasional. Upaya tersebut terutama dalam hal merekrut para TKI sebagai kurir peredaran narkoba.
"Diantara negara yang menjadi tujuan TKI, Hongkong merupakan salah satu negara yang kerap kali dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional untuk merekrut kurir," kata Anang dalam pernyataan yang diterima CNN Indonesia, Senin (24/8).
(Baca Juga: Penyesalan Dua Perempuan Budak Narkotik)
Oleh karena itu, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan beserta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) mengadakan acara sosialisasi mengenai hal tersebut di Victoria Park, Hongkong, pada Minggu (23/8) kemarin. Acara dihadiri oleh sekitar 3000 TKI yang bekerja di Hongkong.
(Baca Juga: Rentan Jadi Kurir Narkotik, Perempuan Diimbau Tak Pacari WNA)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anang mengatakan berdasarkan data dari Kemenlu, sampai saat ini tercatat sebanyak 129 Warga Negara Indonesia (WNI) terancam hukuman mati dan 380 WNI ditahan karena tindak pidana narkotika di mana 107 diantaranya diamankan pada periode 2014.
(Baca Juga: Dua Perempuan Indonesia Kembali Diperdaya Jadi Kurir Narkotik)Sementara, dari data 2015 KJRI tercatat sebanyak 28 WNI terlibat dalam kasus hukum karena narkoba dan 12 orang lainnya masih dalam proses hukum. Sedangkan untuk data 2014, terdapat sebanyak 53 kasus WNI yang terlibat kasus narkoba.
(Lihat Juga: Eksekusi Mati, Kisah Rani Cianjur, dan Sindikat Narkotika)
"Oleh sebab itu, penting memberikan informasi kepada para TKI tentang dampak hukum yang dapat ditimbulkan dari peredaran gelap narkoba serta kondisi Indonesia yang memasuki fase darurat narkoba," kata Anang.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNN beserta Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyampaikan kepada para TKI di Hongkong untuk tidak mau dititipi barang oleh orang yang tidak dikenal. Terutama saat mereka tidak mengetahui isi barang tersebut.
Anang juga menyampaikan kepada para TKI mengenai modus operandi yang umumnya digunakan para sindikat dalam perekrutan dan tips yang mesti dilakukan TKI untuk menghindari kejahatan tersebut.
"Diharapkan melalui sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman para TKI untuk senantiasa memiliki kesadaran akan bahaya narkoba dan tidak mudah tergiur godaan upah dari sindikat," ujar Anang.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, Aset dan Tindak Pidana Pencucian Uang Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Sundari mengatakan tenaga kerja wanita dari Indonesia banyak disasar oleh sindikat narkotika internasional. Itu terjadi karena perempuan Indonesia mudah terkena bujuk rayu.Perempuan-perempuan itu kurang pendidikan dan informasi. Oleh sebab itu BNN menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja perempuan asal Indonesia sebelum diterjunkan ke luar negeri. "Agar mental mereka kuat. Kalau tidak, bisa jadi sasaran empuk sindikat narkotika," ujar Sundari.
Dalam catatan CNN Indonesia, nyaris 100 persen kasus kurir narkotika, baik yang digunakan oleh sindikat domestik maupun mancanegara, selalu menggunakan wanita dalam praktiknya. Menurut Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Deddy Fauzi Elhakim, perekrutan kurir wanita biasanya dilakukan oleh sindikat West African, China, Triad hingga Iran. (utd)