Jakarta, CNN Indonesia -- Pedagang Pasar Karang Anyar yang terletak di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, santai menanggapi batalnya pembongkaran pasar yang harusnya dilaksanakan hari ini, Selasa (15/9).
Mereka menganggap pembongkaran memang seharusnya tidak dilakukan, karena tak ada gangguan yang ditimbulkan oleh pedagang di pasar tersebut.
Menurut beberapa pedagang, alasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk membongkar kios-kios mereka tidak didasari alasan yang kuat. Mereka tidak merasa telah menutupi saluran air dan jalan raya yang ada di pasar tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya memang seharusnya tidak dibongkar. Kami kan tidak menutup jalan, ini kan hanya jalan pasar saja. Got juga tidak kami tutup, buktinya tidak pernah ada banjir di sini," ujar Yati (40), salah satu pedagang kelontong di Pasar Karang Anyar, Jakarta.
Yati telah berdagang sejak puluhan tahun lalu di Pasar Karang Anyar. Ia berdagang di tempat yang sama dengan lokasi usaha ayahnya dulu.
Menurut pengakuan Yati, kondisi Pasar Karang Anyar saat ini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Tidak ada lagi genangan air, ataupun kesulitan pencahayaan yang dirasakan pedagang di pasar tersebut.
"Dulu di sini becek, air genang di mana-mana. Sekarang, kami peduli sama tempat jualan kami, sudah tidak ada lagi tuh becek. Listrik juga sudah dapat semua pedagang," ujarnya.
Terdapat lebih dari 200 pedagang yang berjualan di Pasar Karang Anyar. Mereka dikabarkan akan digusur dari tempat usahanya, karena dianggap mengganggu keberadaan saluran air dan jalan raya di kawasan tersebut.
Yati dan teman-temannya menilai pembongkaran pasar harus dibatalkan karena Pemprov DKI dipandang belum menyiapkan tempat relokasi yang layak bagi mereka.
"Kalau mau dipindah juga pindah ke mana? Tempat relokasi yang disediakan kecil, kotor, bocor di mana-mana loh. Ukurannya hanya satu meter. Itu juga hanya ada 40 kios, padahal yang berjualan di sini jumlahnya 200 lebih," katanya.
Selain berharap pembongkaran tidak dilakukan, Yati juga ingin pemerintah ibu kota lebih memperhatikan nasibnya dan pedagang lain yang berada di kawasan tersebut.
Ibu dari tiga anak tersebut bahkan mengaku siap membayar iuran kebersihan dengan jumlah besar, demi lebih cantik dan rapinya pasar tempatnya berjualan.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, Pasar Karang Anyar dipenuhi dengan kios-kios pedagang yang letaknya berdampingan. Berbagai macam jenis dagangan dapat ditemukan di pasar yang sudah puluhan tahun berada di kawasan Sawah Besar tersebut.
Terlihat juga minimnya jumlah kios-kios yang disiapkan sebagai tempat relokasi pedagang jika pembongkaran dilakukan. Terhitung hanya ada puluhan kios yang beberapa diantaranya bahkan sudah ditempati oleh pedagang lain.
"Kami
sih inginnya kalau memang direlokasi juga dipikirkan lokasinya. Masa, pedagang ratusan hanya mau dipindah ke tempat yang sedikit. Sudah gitu tempatnya kotor pula, tidak layak
lah untuk berjualan," ujar Yati.
Saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012, Jokowi dan Ahok sempat berjanji menguatkan ekonomi kerakyatan dengan banyak membangun pasar rakyat dan melakukan modernisasi atas pasar rakyat yang sudah ada. Saat terpilih, Jokowi-Ahok meluncurkan Program Pasar Rakyat yaitu dengan membangun lima pasar tradisional yang modern. (hel)