Bocah Dibunuh, Menteri Yohana Minta Kasus Diusut Tuntas

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Senin, 05 Okt 2015 14:40 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut meminta UU Perlindungan Anak harus dimaksimalkan demi memastikan efek jera atas pelaku.
Komisi VIII DPR RI melakukan Rapat Kerja dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohanan Yambise di ruang komisi VIII, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/2). (DetikFoto/ Lamhot Aritonang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana M. Yembise menyampaikan duka dan solidaritas terhadap keluarga korban bocah perempuan yang tewas dibunuh dan diperkosa pada pekan lalu di Kalideres, Jakarta Barat.

"Saya meminta semua pihak memberi perhatian serius atas darurat kekerasan anak saat ini. Undang-Undang Perlindungan Anak Harus dimaksimalkan demi memastikan efek jera terhadap pelaku kekerasan anak," kata Yohana kepada CNN Indonesia, Senin (5/10).
Lebih jauh, Yohana menyampaikan apresiasinya kepada kinerja Kepolisian Daerah Metro Jaya yang tengah menyelidiki pelaku kasus pembunuhan anak perempuan di Kalideres.

"Kami mendukung Polda untuk menangani secara tuntas kasus tersebut," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yohana juga meminta masyarakat agar lebih proaktif membangun sistem penanganan dan pencegahan kekerasan atas anak berbasis komunitas.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Yohana mengajak berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan koordinasi penanganan dan pencegahan kekerasan atas anak.

"Kami saat ini sedang menyiapkan konsep sistem penanganan dan pencegahan kekerasan atas anak," ujarnya.

Sistem tersebut, ujar Yohana, akan diimplementasikan pada 2016.
Sementara itu, satuan tugas perlindungan anak (Satgas PA) mendesak Kepolisian bergerak cepat menuntaskan proses hukum atas semua kasus pembunuhan anak yang terjadi selama tahun 2015.

Ketidakjelasan siapa pelaku atas kasus yang menewaskan anak membuktikan hingga kini anak masih belum menjadi prioritas dari aparat penegak hukum.

Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada 2015 tercatat lima anak tewas akibat dibunuh dengan sadis, antara lain Angeline, dua anak yang tewas dimutilasi di Teluk Bintuni Jayapura, bocah Arif yang tewas dicukur dan dibotaki di Wonogiri Jawa Tengah, serta terakhir Putri Fauziah yang jasadnya dilakban dan ditaruh di dalam kardus.

Selain itu, terdapat pula empat anak terindikasi meninggal akibat kekerasan teman sebaya, dan tiga di antaranya terjadi di sekolah.

"Meski tiga kasus sudah masuk proses hukum, namun tak satu pun pelaku yang dijebloskan ke penjara," kata aktivis dan pemerhati anak dari Satgas PA, Farid Ari Fandi, kepada CNN Indonesia, Senin. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER