Bocah Dibunuh, DPRD DKI Sasar Pencegahan Berbasis Komunitas

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2015 13:59 WIB
Menurut anggota DPRD DKI, Syarif, pencegahan dan sosialisasi melalui komunitas bisa mengubah paradigma warga mengenai kekerasan atas anak.
Polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari informasi terkait pembunuhan seorang bocah perempuan di Kalideres, Jakarta Timur. (DetikFoto/ Mei Amelia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus tewasnya seorang bocah perempuan akibat diperkosa di Kalideres, Jakarta Timur, menimbulkan sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI. Menurut salah satu anggota DPRD, Syarif, kekerasan anak di DKI Jakarta hanya terlihat di permukaannya saja. 

"Yang selama ini terjadi itu kayak gunung es, baru di permukaannya saja. Di bawahnya, masih banyak lagi permasalahan kekerasan. Makanya perlu sosialisasi dan edukasi terhadap warga," kata Syarif kepada CNN Indonesia, Selasa (6/10).
Syarif mengatakan pencegahan melalui sosialisasi berbasis komunitas seperti keluarga dan kelompok masyarakat dianggap efektif karena dapat mengubah pola pikir masyarakat mengenai bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak. 

"Sosialisasi itu efektif. Nantinya pola pikir masyarakat berubah. Apalagi yang digunakan pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat seperti di masjid atau gereja," kata Syarif. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syarif, saat ini, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih mengutamakan pembangunan yang bersifat fisik. Sementara, pembangunan Sumber Daya Manusia-nya masih kurang. 

"Pemprov DKI lebih mengutamakan pembangunan jalan, pembuatan waduk, masalah banjir, penataan kota. Itu penting tapi pembangunan SDM di Jakarta masih kurang," ujarnya. 

Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi Gerindra tersebut mengatakan pihaknya pun telah menyarankan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menganggarkan dana sosialisasi warga mengenai pencegahan kekerasan atas anak dalam RAPBN 2015. Namun, hal tersebut ditolak.
"Waktu di RAPBN 2015 udah kami sarankan untuk diajukan anggaran buat sosialisasi kekerasan tapi enggak disetujui," katanya.

Syarif mengatakan jika hanya mengandalkan kepolisian, kejahatan kekerasan perempuan dan anak tidak dapat berjalan efektif. Menurutnya, kepolisian memiliki keterbatasan untuk mengatasi hal tersebut.

"Polisi punya keterbatasan, penyidik di bagian perempuan dan anak saja cuma ada beberapa di setiap kantor polisi," katanya.


(utd)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER