KEKERASAN PADA ANAK

Menteri Yohana Minta Keluarga Terapkan Peringatan Dini

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2015 18:42 WIB
Berdasarkan data KPAI pada 2015 tercatat lima anak tewas akibat dibunuh dengan sadis seperti yang terjadi di Bali dan Jayapura.
TOLAK KEKERASAN ANAK ANTARA FOTO/(Fikri Yusuf CNNIndonesia Antara Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise, mendorong setiap keluarga agar mengembangkan sistem peringatan dini untuk mencegah kekerasan terhadap anak.

Pernyataan Yohana ini merupakan responnya terhadap kekerasan anak yang menimpa seorang anak perempuan berusia sembilan tahun di Jakarta, pekan lalu. Anak tersebut ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam sebuah kardus. "Aparat pemerintahan, masyarakat dan keluarga harus membangun sistem peringatan dini agar segala bentuk kekerasan terhadap anak bisa dihentikan dari hulu hingga hilir dengan titik berat pada upaya pencegahan,” kata Yohana pada keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).


Untuk membantu masyarakat mewujudkan sistem tersebut Kementerian PPA telah membentuk Satuan Tugas Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat yang menyentuh hingga tingkat rukun tetangga dan rukun warga. Namun program yang dijalankan satgas tersebut baru menjamah dua wilayah yaitu Rembang, Jawa Tengah dan Gunung Kidul, Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Erlinda, mengatakan institusinya juga memiliki pandangan serupa dengan Kementerian PPA. Dibanding penanganan kasus tahap pencegahan seharusnya lebih diperkuat.


Erlinda menyatakan akan memulai program penyuluhan terkait pola asuh anak yang tepat. Itu termasuk pendidikan seks yang sesuai dengan usia anak pada pekan depan. Provinsi DKI Jakarta akan menjadi lokasi percontohan. "Sebenarnya kami sudah pernah menjalankan program itu tapi tidak berkelanjutan," kata Erlinda melalui sambungan telepon dari Jakarta, sore tadi. KPAI menurutnya akan melibatkan kepolisian tingkat resor hingga daerah dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta pada pengerjaan program tersebut.

Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Rudy Heriyanto mengatakan penyelidiknya telah memeriksa beberapa saksi baru terkait kasus dugaan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap anak berinisial PF tersebut.


Penyelidikan ini masih menunggu hasil uji deoxyribose-nucleic acid (DNA) dari beberapa saksi. DNA itu nantinya akan dicocokan dengan temuan sperma yang terdapat pada kemaluan korban.

Berdasarkan data KPAI pada 2015 tercatat lima anak tewas akibat dibunuh dengan sadis. Kasus itu di antaranya adalah kasus Angeline di Bali, kasus dua anak yang tewas dimutilasi di Teluk Bintuni, Jayapura, bocah yang tewas dicukur dan dibotaki di Wonogiri Jawa Tengah, dan PF yang jasadnya dilakban dan ditaruh di dalam kardus.

Kasus empat anak terindikasi meninggal akibat kekerasan yang dilakukan teman sebaya dan tiga di antaranya terjadi di sekolah juga menambah jumlah korban kekerasan anak. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER