Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah rotasi yang dilakukannya kepada pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebabkan serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi rendah. Menurutnya, pejabat yang diganti justru tidak bisa menyerap anggaran dengan baik.
"Enggak ada hubungannya dengan ganti pejabat. Justru, kita ganti pejabat karena yang lama enggak bisa nyerap anggaran," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (7/10) malam.
Rotasi pejabat menurut mantan Bupati Belitung Timur ini juga tidak berpengaruh dengan program-program yang sudah dirancangnya.
"Enggak dong, itu kalau sudah jadi APBD enggak konsep lagi. Tinggal eksekusi, jadi bukan karena ganti pejabat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami Veronica Tan tersebut kembali menegaskan pergantian pejabat dilakukan berdasarkan kinerja. Menurutnya, pejabat yang saat ini juga masih ada yang tidak bisa kerja dengan baik.
"Kita ganti, orang pejabatnya enggak becus, yang enggak diganti saja enggak becus kok," ucap Ahok.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Jakarta, Triwisaksana mengatakan penyebab rendahnya serapan APBD Jakarta akibat Ahok sering melakukan pergantian pejabat di Jakarta. Menurut Sani, panggilan Triwisaksana, pergantian tersebut membuat pembangunan di Jakarta menjadi terkendala.
Sementara itu, berdasarkan data Dirjen Bina Keuangan Daerah diketahui penyerapan anggaran DKI Jakarta menjadi yang terendah dengan serapan (19,39%). Bersamaan dengan empat provinsi lainnya, yaitu Papua (21,74%), Kalimantan Utara (23,7%), Papua Barat (28,86%) dan Sulawesi Tenggara (56,9%).
(pit)