Serapan Anggaran Rendah, Ahok Salahkan Proses Lelang Proyek

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Kamis, 08 Okt 2015 02:32 WIB
Ahok mengaku tengah mengajukan Anggaran Perencanaan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) ke Kementerian Dalam Negeri. Namun, hingga kini belum disetujui.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan banyaknya penyelewengan menjadi penyebab penyerapan Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta rendah. Ahok bertekad meningkatkan serapan anggaran tahun depan.

"Enggak apa-apa (rendah). Harga satuan banyak yang enggak benar. Lelangnya juga enggak benar," kata Ahok, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (6/10) lalu.

Ahok mengaku tengah mengajukan Anggaran Perencanaan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) ke Kementerian Dalam Negeri. Namun, hingga saat ini belum disetujui.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nilai anggaran APBD-P 2015 lebih kecil daripada APBD 2015. Nilai APBD-P 2015 yang diusulkan ke Kemendagri sebesar Rp65 triliun. Sementara APBD DKI 2015 sebesar Rp69,28 triliun.

DKI Jakarta adalah salah satu daerah dengan serapan anggaran yang rendah yang baru menyerap 19,3 persen anggaran.

Data Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, lima daerah dengan penyerapan anggaran terendah lainnya adalah Papua (21,74 persen, Kalimantan Utara (23,7 persen), Papua Barat (28,86 persen) dan Riau (29,8 persen).

Sedangkan, untuk penyerapan anggaran tertinggi antara lain adalah Gorontalo (63,1 persen), Maluku Utara (63 persen), Kalimantan Tengah (62,9 persen), Nusa Tenggara Timur (57,6 persen) dan Sulawesi Tenggara (56,9 persen).

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengkhawatirkan rendahnya serapan anggaran di beberapa daerah salah satunya di DKI Jakarta. Namun, dirinya tetap optimis serapan anggaran bisa mencapai diatas 90 persen jelang akhir tahun. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER