Jakarta, CNN Indonesia -- Ditengarai sebagai salah satu kepala dinas yang terancam dicopot, Arie Budiman mengaku tak takut. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini menilai, mutasi jabatan merupakan bagian dari sistem karier organisasi.
"Mutasi itu bagian dari sistem karir di sebuah organisasi, menurut saya itu hal yang biasa," kata Arie saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/11).
Sepekan terakhir isu pencopotan kepala dinas di lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang mengemuka. Orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, biasa disapa Ahok, mengatakan pencopotan akan dilakukan pada pekan ini.
Penyebabnya tak lain adalah penyusunan anggaran dalam KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara) untuk APBD 2016 yang dinilainya janggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinas Pendidikan adalah salah satu dinas yang disorot Ahok. Sebut saja anggaran untuk mendatangkan guru bahasa inggris dan perawatan gedung sekolah.
Dua program kegiatan ini diadakan melalui penunjukan langsung yang dinilai Ahok harus dibenahi.
Karena itulah, isu bahwa Arie akan jadi salah satu korban pencopotan mengemuka. Tak takut, Arie bahkan mengaku siap kehilangan jabatannya.
Soal penyusunan anggaran yang dipermasalahkan sang bos, Arie mengakui anggaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih terlalu besar.
"Maka ada efisiensi terkait biaya honor, jumlah tenaga kerja, dan juga ada penyesuaian kegiatan yang berkaitan dengan workshop dan sosialisasi," katanya.
Sayangnya, lantaran penyisiran masih terus dilakukan maka Arie belum bisa menyatakan berapa angka pasti anggaran untuk Dinas Pendidikan. Dia beralasan penyisiran bisa mengakibatkan anggaran terus berubah sebelum benar-benar disepakati.
"Efisiensi anggaran tidak sampai 10 persen, kemarin efisiensinya hanya maksimal hingga Rp 2,5 miliar per unit kerja perangkat daerah," kata Arie.
(sur)