Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) Komisi Pemberantasan Korupsi Sujanarko menyampaikan hampir 80 persen penangkapan yang dilakukan lembaga antirasuah didukung oleh data teknologi informasi (TI).
"Penangkapan KPK hampir 80 persen didukung oleh data, dokumen, informasi dari sistem teknologi informasi, misalnya diperoleh dari data intelijen," ujar Sujanarko di Gedung Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Jakarta Selatan, Sabtu (5/12).
Sujanarko menjelaskan, selama ini terdapat investigasi teknologi spesial yang memiliki beberapa cabang yang berkaitan dengan penggunaan sistem teknologi informasi, misalnya penyamaran, penanganan informan dan intersepsi.
Sujanarko pun mengaku kaget bahwa ternyata banyak pemuda di bidang TI yang masih sangat perhatian dan ingin turut serta dalam upaya pemberantasan korupsi. Hal itu, ujarnya, tercermin dari banyaknya jumlah peserta Hackathon Merdeka 3.0 yang mengambil tema antikorupsi ini.
"Antarnegara itu komunikasinya lewat intelijen, bukan lewat surat. Dalam rangka itu, tim Hackathon jadi berperan sangat penting. Jadi bedanya tipis sekali antara tim peneliti hukum dan hacker," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sujanarko lantas mengambil contoh Skotlandia dan Amerika Serikat yang telah memberikan otorisasi kepada sebagian hacker yang dinilai mumpuni untuk membantu memecahkan masalah negara. Menurutnya, Indonesia juga bisa mencontoh langkah kedua negara tersebut.
Sementara itu, Kepala LKPP Agus Prabowo mengaku menyambut positif kompetisi Hackathon Merdeka 3.0 ini. Ia berpandangan, nilai yang diperjuangkan dalam kompetisi ini sama dengan apa yang ada di lembaga yang dipimpinnya.
"Saya membayangkan ini para hacker yang sedang marathon. Marathon untuk apa? Satu tujuan, yakni membangun integritas. Integritas apa? Memberantas korupsi. Kami seperti ketemu jodoh," ujarnya.
(utd)