Sutiyoso Sebut Senjata Kelompok Din Minimi Bukan Barang Baru

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 29 Des 2015 20:50 WIB
Senjata-senjata itu merupakan bekas peralatan tempur pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang tidak diserahkan dalam integrasi pasca-Perjanjian Helsinski.
Kepala BIN Sutiyoso dan Din Minimi. (dok. BIN CNNIndonesia Free Watermark)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso memprediksi, 15 pucuk senjata api yang diserahkan anggota kelompok Din Minimi kepadanya bukanlah senjata yang dibeli belakangan ini.

Ia menilai, senjata-senjata itu merupakan bekas peralatan tempur pasukan Gerakan Aceh Merdeka yang tidak diserahkan dalam integrasi pasca-Perjanjian Helsinski.

"Semuanya sudah berkarat. Jadi senjata-senjata itu tidak tiga-empat tahun umurnya," ujar Sutiyoso di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/12).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memaparkan, pergolakan keamanan di Aceh terjadi sejak puluhan tahun lalu. Menurutnya, fakta itu merupakan alasan peredaran senjata api di provinsi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaca pada pengalamannya bertugas sebagai tentara di Aceh, Sutiyoso mengatakan transaksi senjata api di Aceh memang kerap terjadi.

"Selama sepuluh bulan bertugas di sana, peredaran senjata memang sulit di-cover," ujarnya.
Sutiyoso menyebut pantai di bagian utara Aceh adalah pintu gerbang masuknya senjata ke provinsi itu. Thailand dan Filipina disebutnya sebagai dua negara asal senjata-senjata itu.
Selain 15 senjata yang diserahkan, Sutiyoso berkata, tiga anggota kelompok Din yang enggan menyerahkan diri masih membawa beberapa pucuk senjata api.

Terkait penyalahgunaan senjata oleh tiga orang tersebut, Din menolak bertanggung jawab.

"Saya tidak mempunyai apa-apa lagi. Semuanya sudah saya serahkan. Kalau ada kejadian, itu bukan tanggung jawab saya lagi," ucap Sutiyoso menirukan ucapan Din. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER