Jaksa Agung Panggil Ulang Setya Pekan Depan

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 13:08 WIB
Kejaksaan Agung tampaknya masih memberikan kesempatan dan ruang bagi Setya Novanto untuk memberikan keterangan terkait dugaan mufakat jahat kontrak Freeport.
Setya Novanto diberikan kesempatan satu kali panggilang lagi oleh Kejaksaan Agung untuk memberikan keterangan terkait dugaan kasus pemufakatan jahat PT Freeport Indonesia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politisi Golkar Setya Novanto dipandang memiliki peran penting dalam perkara dugaan pemufakatan jahat terkait perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.

Walaupun belum pernah hadir memenuhi panggilan penyelidik Kejaksaan Agung hingga saat ini, namun peran Setya dianggap penting dalam perkara tersebut. Anggapan itu muncul setelah Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang dalam penyelidikan perkara Freeport sampai saat ini.

"Pasti kunci ya (peran Setya), kan mengarahnya ke sana. Ketidakhadiran dia tidak mengganggu penyelidikan, tapi memperlambat iya," ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Arminsyah di kantornya, Rabu (13/1).
Hingga saat ini Kejagung telah memeriksa Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Menteri ESDM Sudirman Said, Deputi I Kantor Staf Presiden Darmawan Prasojo, Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani, dan sekretaris pribadi Setya, Medina, dalam penyelidikan perkara pemufakatan jahat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setya rencananya akan diperiksa penyelidik hari ini. Namun, ia dipastikan tidak hadir karena dua alasan yang diberikan pengacaranya, Firman Wijaya.

Karena Setya mangkir dalam panggilan pertama oleh Kejagung hari ini, maka pemeriksaan terhadap dirinya akan dijadwalkan ulang oleh lembaga adhyaksa. Arminsyah berkata, kemungkinan Setya akan kembali dipanggil oleh lembaganya pada pekan depan.
"Mungkin prediksinya minggu depan, kalau tidak Rabu, hari Kamis pekan depan. Yang jelas minggu depan rencana akan kita panggil lagi," katanya.

Pemufakatan jahat diduga dilakukan saat Setya bertemu dengan pengusaha Riza Chalid dan Maroef. Ketiganya pernah bertemu pada 8 Juni 2015 lalu di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Setya diduga mencatut nama Presiden Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla, untuk meminta saham Freeport agar perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika ini berjalan mulus.
(pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER